Mengenai Saya

Foto saya
Thariqah Sammaniyah al-'Aliyyah al-Qodiriyah al-Khalwatiyah - Syatthariyah 'Arifin Billah - Syatthariyah Ashaliyah - Naqsyabandiyah al-Khalidiyah. Dibawah bimbingan : Guru Mursyid Tengku Mudo al-Khalidi as-Sammani as-Syatthari. Dengan alamat : Kelurahan.Jombang, Kecamatan.Ciputat, Kota.Tagerang Selatan, Provinsi.Banten. WhatsApp Admin : 082385789999

Sabtu, 13 April 2019

SANAD PENERIMAAN ILMU

SANAD PENERIMAAN ILMU

Sanad ilmu adalah asas untuk mengetahui hakikat dan bentuk dari beberapa generasi. Setiap ilmu yang tidak memiliki sanad bersambung dianggap sebagai ilmu yang mabtur (terputus). Oleh karena itulah para ulama tashawuf sangat memperhatikan nasab dan sanad ilmu.
Hujjatul Islam Al-Ghazali dalam kitabnya Ayyuhal Walad menulis :
• Ketahuilah, seorang salik harus memiliki seorang syaikh yang mampu membimbing (mursyid) dan mendidiknya (murabbi). Sehingga sang Syaikh dapat memberinya pendidikan (tarbiyah) yang dapat menghilangkan berbagai perangai buruknya dan menggantinya dengan budi pekerti yang mulia.
• Tarbiyah (pendidikan) yang dilakukan sang Syaikh adalah seperti pekerjaan yang dilakukan oleh petani, yakni menyingkirkan duri dan tanaman liar yang mengganggu, agar tanaman yang ia tanam dapat tumbuh dengan baik dan subur. Oleh karena itu seorang salik harus memiliki Syaikh yang mampu mendidik dan membimbingnya ke jalan Allah Ta’ala. Sebab, di dalam memberikan petunjuk kepada hamba-hamba-Nya ke jalan yang benar, Allah mengutus seorang rasul. Setelah Rasulullah SAW wafat, tugas beliau diambil alih oleh para khalifah. Mereka membimbing masyarakat ke jalan Allah Ta’ala.
• Syarat agar seorang Syaikh dapat menjadi wakil Rasulullah SAW adalah, ia haruslah seorang yang berilmu. Kendati demikian, bukan berarti setiap orang yang berilmu dapat menjadi khalifah (pengganti) beliau. Kini akan kujelaskan kepadamu beberapa persyaratan Syaikh agar tidak semua orang dapat mengaku dirinya sebagai seorang Syaikh Mursyid. Sebagian persyaratan Syaikh tersebut adalah :
1. Tidak mencintai dunia dan kedudukan
2. Pernah belajar kepada seorang Syaikh yang memiliki silsilah pembimbingan (penerimaan ilmu) hingga ke pimpinan para Rasul (Nabi Muhammad SAW).
3. Melakukan riyadhah secara baik, di antaranya adalah dengan sedikit makan, sedikit berbicara, sedikit tidur, dan banyak melakukan shalat, sedekah dan puasa.
4. Selama masa belajarnya, sang Syaikh telah berhasil menyandang berbagai akhlak mulia seperti : sabar, rajin shalat, syukur, tawakkal, yakin, qana’ah, berjiwa tenang, santun, rendah hati, berilmu, shidq (memiliki kesungguhan), memiliki rasa malu, tepat janji, berwibawa, tenang dan tidak tergesa-gesa serta berbagai hal lain sejenisnya.
• Dengan berbagai sifat diatas, maka dia merupakan secercah dari cahaya Nabi Muhammad, sehingga ia pantas untuk dijadikan panutan. Akan tetapi, keberadaan Syaikh semacam ini sangat langka, bahkan lebih langka dari belerang merah.
(Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, Majmu’ah Risalah Al-Imam Al-Ghazali, Cet.I, 1996, Darul Fikr, hal 1262-263).

Wasiat Nasehat Imam Qutbul Irsyad Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad :

" Tuntutlah ilmu dari orang-orang yang benar mewarisi ilmu dari Rosulullah Shallallahu 'alaihi wasallam, yang sanad isnadnya terpercaya (silsilah ilmunya sampai kepada Rosulullah) karena menuntut ilmu agama itu wajib bagi setiap orang islam baik laki-laki maupun perempuan. Barang siapa meninggalkannya ia akan berdosa. Karena tanpa ilmu agama, amal ibadah akan tertolak, tidak diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala. "

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Terimakasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan"