Mengenai Saya

Foto saya
Thariqah Sammaniyah al-'Aliyyah al-Qodiriyah al-Khalwatiyah - Syatthariyah 'Arifin Billah - Syatthariyah Ashaliyah - Naqsyabandiyah al-Khalidiyah. Dibawah bimbingan : Guru Mursyid Tengku Mudo al-Khalidi as-Sammani as-Syatthari. Dengan alamat : Kelurahan.Jombang, Kecamatan.Ciputat, Kota.Tagerang Selatan, Provinsi.Banten. WhatsApp Admin : 082385789999

Selasa, 26 Maret 2019

MUROQOBAH


وكان الله على كلى شيء رقيبا
"Dan adalah Allah Maha Mengawasi segala sesuatu. " (QS. al-Ahzab: 52)
MUROQOBAH
Muroqobah adalah mengekalkan pengetahuan hamba dengan bahwa Tuhannya melihatnya pada setiap kelakuannya. Atau dg kata lain, seorang hamba menFanakan af'alnya, sifatnya dan zatnya di dalam Af'al Allah, Sifat Allah dan Zat Allah.
Kaifiyat muroqobah ini dijelaskan oleh Syekh Abdus Somad al-Palembani dalam kitab Sair as-Salikin jilid III halaman 40, sbb:
"...setengah daripada yg terlebih hampir jalan yg menyampaikan akan hadirat Allah Ta'ala itu yaitu jalan martabat dan yaitu beberapa bagi, seperti yg disebutkan syaikhuna waliyullah yg kamil al-mukammal Sayidi asy-Syekh Muhammad Samman qoddasallahu ruhahu di dalam risalahnya pd bicara muroqobah. Setengah daripadanya itu yaitu muroqobah yg dinuqil daripada Nabi Saw dg kaifiyat ini, yaitu bahwa: Duduk ia bersila serta menaruhkan kedua tapak tangan itu atas dua lututnya, dan menundukkan akan kepala serta menilik ia kepada pusetnya. Kemudian menaikkan ia akan isim al-Zat yaitu (ALLAH) dan nafs-nya daripada pusetnya itu serta memejamkan ia akan kedua matanya kepada otaknya, padahal mengulang-ulangi ia akan zikir itu didalam hatinya seperti yg demikian itu, serta menahan ia akan nafasnya sekira-kira kuasanya kemudian dilepaskan akan nafasnya itu, maka dimulainya seperti yg demikian itu hingga beberapa kali. Inilah setengah dari pada zikir yg Khofi yg terlebih segera membaikkan akan hati dan terlebih segera menyucikan akan hati, dan yg terlebih segera menyampaikan kepada Allah. "

Rukun dan Syarat Thoriqoh Sammaniyah

Rukun dan Syarat Thoriqoh Sammaniyah:
1. Taubat
2. Bekal (taqwa)
3. Senjata (memperbanyak zikir)
4. Kendaraan (himmah/bersungguh2)
5. Mu'allim (guru/syekh)
6. Taulan (sahabat)
7. Mengetahui Ilmu Tauhid
8. Mengetahui Ilmu Fiqih
9. Mengerjakan Wirid- wirid dan Ratib
10. Mendirikan & mengerjakan 4 perkara:
- ju' (lapar/puasa)
- Sahur ( berjaga/mengurangi tidur malam/tahajjud)
- diam ( tidak banyak berkata-kata)
- khalwat.
(Sairus Salikin lll: Syekh Abdus Somad al-Palembani)

By: alfaqir Kms.H. Andi Syarifuddin as-Sammani

Kelebihan Kitab "An-Nafahat al-Ilahiyah"

Kelebihan Kitab "An-Nafahat al-Ilahiyah"
النفحات الالهية فى كيفية سلوك الطريقة المحمدية
(Karya Syekh Muhammad Samman)
Syekh Abdus Somad al-Palembani menyatakan tentang kelebihan dan keistimewaan kitab an-Nafahat al-Ilahiyah fi Kaifiyat Suluk at-Thoriqoh al-Muhammadiyah yg ditulis dalam kitabnya bernama Sair as-Salikin, juzu' lll, hal: 193. Sebagai berikut:
Ia mendengar dari al-'arif billah Syekh Siddiq bin Umar Khon al-Madani (murid senior Syekh Samman), ia mendengar pula dari al-'arif billah Syekh Abdul Khaliq al-Mizjaji; bahwa ia membaca kitab an-Nafahat al-Ilahiyah kepada waliyullah Ahmad al-Muqry. Ketika hendak khatam (tamat), ia mengadakan hajatan secara besar-besaran dg mengumpulkan para alim ulama dan jemaah lainnya di Majlis tsb di kota Zabid (Yaman). Ketika menguraikan isi kitab an-Nafahat ini, dilihatnya Sayid Ahmad al-Muqry mengalami kondisi fana', larut dlm zauq/perasaannya, hingga selesai khatam kitab itu.
Kemudian dari itu ia berkata: "Adakah bagi mushannif (pengarang) kitab ini martabat yg amat besar? Adakah kamu melihat akan sesuatu seperti yg aku lihat di dalam ketika itu? "
Lantas para jemaah yg hadir dlm majlis menjawab: "Tiada kami lihat akan suatu! ".
Selanjutnya ia berkata: "Telah aku lihat di dalam perhimpunan khatam ini akan segala Anbiya' dan ruh Awliya, padahal hadir segala ruh mereka itu di dalam perhimpunan khatam kitab an-Nafahat al-Ilahiyah ini. "
Wallahu a'lam…

By: alfaqir Kms.H. Andi Syarifuddin as-Sammani

Literatur Sammaniyah

Literatur Sammaniyah
Banyak sekali literatur atau kitab rujukan ttg Thoriqoh Sammaniyah sebagai buku pedoman
/panduan yg sejatinya harus dimiliki. Di antaranya:
1. An-Nafahat al-Ilahiyah fi Kaifiyat Suluk at-Thoriqoh al-Muhammadiyah.
(Syekh Muhammad Samman al-Madani).
2. Manaqib Syekh Muhammad Samman al-Madani
(Syekh M.Azhari al-Palembani).
3. Usasa wa Awrad at-Thoriqoh as-Sammaniyah al-Qodiriyah.
(Syekh Ahmad bin M.Hasan Samman al-Madani).
4. Ratib Samman dan Hikayat Syekh Muhammad Samman.
(Ahmad Purwadaksi).
5. Sair as-Salikin.
(Syekh Abd Somad al-Palembani).
6. Hidayat as-Salikin.
(Syekh Abd Somad al-Palembani).
7. Badi' az-Zaman
(Syekh M.Azhari al-Palembani).
8. Urwat al-Wutsqo
(Syekh Abd Somad al-Palembani) .
9. Aqaid al-Iman
(Syekh M.Azhari al-Palembani).

By: alfaqir Kms.H. Andi Syarifuddin as-Sammani

Dengan apa memperbaiki hati ?

Syekh Abdus Somad al-Palembani dalam kitabnya "Sairus Salikin" jilid lll memberikan terapi ruhani & jasmani dg mengamalkan thoriqoh.
Beliau menegaskan, jika ditanya: "Dengan apa memperbaiki HATI itu supaya baik dengan dia seluruh anggota tubuhmu? "
Maka jawabnya: "Bahwa utk membaikkan HATI ialah dengan mengamalkan ilmu Thoriqoh, yakni ilmu tasawwuf dan membanyakkan zikrullah karena tiada jadi baik hati itu melainkan dengan menjalani ilmu thoriqoh ahli sufi yakni dg belajar ilmu thoriqoh kepada ahlinya yg silsilahnya sampai kepada Rasulullah Saw. Membanyakkan zikir, mengerjakan wirid-wirid dan ratib yg diambil dari gurunya."
Wallahu a'lam…

By: alfaqir Kms.H. Andi Syarifuddin as-Sammani

Thoriqoh Mu'tabaroh

Thoriqoh Mu'tabaroh
Sammaniyah termasuk thoriqoh yg mu'tabaroh.
Mu'tabaroh menurut bahasa berarti "yang berhak" atau "layak dihormati".
Menurut istilah, Thoriqoh Mu'tabaroh ialah tarekat yg bersambung sanad atau silsilahnya kpd Nabi Muhammad Saw, beliau menerima dari malaikat Jibril as, malaikat Jibril as dari Allah Swt.
Thoriqoh yg mu'tabaroh banyak sekali nama2nya, menurut Jami'iyah Ahlith Thoriqoh al-Mu'tabaroh an-Nahdiyah/JATMAN (Habib Luthfi) jumlahnya ada sekitar 45 macam.
Sammaniyah termasuk thoriqoh yg mu'tabaroh, sanad silsilahnya muttasil (sampai) kpd Rasul Saw.
Sangat disayangkan, diakhir zaman ini ada segelintir oknum orang yg memanfaatkan & mengaku-ngaku menjadi mursyid thoriqoh Sammaniyah dg sanad/silsilahnya yg tidak jelas (abal-abal).
Hal ini telah lama diwanti2 & diingatkan oleh Syekh Muhammad Azhari al-Palembani (w.1932) mursyid Sammaniyah dalam syair yg termaktub di kitab karangannya:
Tuan2 sekalian jnganlah lali
Yg mengaku ulama banyak sekali
Setengahnya memandang orang tdk perduli
Menjadikan dirinya seperti wali
Rupanya sangat bimbang berlaku
Syekh thoriqoh dirinya mengaku
Ilmunya tekaop talian dan suku
Amalnya terikat tali berlaku
Inilah tuan jangan terkena
Carilah guru ilmu yg sempurna
Amal yg soleh iman yg sempurna
Memohonkan husnul khotimah hamba yg hina.

By: Ustadz Andi Syarifuddin Kemas

HAKEKAT THORIQOH SAMMANIYAH

HAKEKAT THORIQOH SAMMANIYAH

Thoriqoh ialah jalan atau cara untuk kita bertakarrub kepada Allah. Sedangkan Sammaniyah adalah diambil dari nama seorang waliyullah di Madinah yg bernama lengkap Syekh Muhammad Samman bin Abdul Karim al-Madani al-Hasani (1718-1776), nasabnya sampai ke Rasulullah Saw. 
Syekh Muhammad Samman termasuk wali qutub yg ke-5 dlm jajaran empat wali besar sebelumnya, yaitu: 
1. Syekh Abd Qodir al-Jailani, 
2. Syekh Ahmad al-Badawi, 
3. Syekh Ahmad ar-Rifai, 
4. Syekh Ibrahim ad-Dusuqi. 
Syekh Samman tinggal di dlm rumah bersejarah milik khalifah Abubakar Siddiq. Sejak kecil ia telah memperlihatkan tanda-tanda keistimewaan dan keganjilan dibanding teman2nya. Usia 8 tahun ia telah hafal al-Qur'an. 
Bidang yg paling ditekuninya ialah Tauhid-Tasawuf. Ia mengambil ijazah Thoriqoh Khalwatiyah kpd Syekh Mustafa al-Bakri (w.1749). Selain itu, ia juga mengambil 4 thoriqoh mu'tabaroh lainnya yakni Qodiriyah, Naqsyabandiyah, Syaziliyah, & 'Adiliyah. Kelima thoriqoh tsb kemudian digabung, teknik2 zikir dan wirid berbagai thoriqoh ini dikolaborasikan serta dilengkapi dg beberapa gubahan yg ia susun sendiri sehingga dikenal dg nama baru yaitu "Sammaniyah" yg zikirnya terkenal dg nama Ratib Samman. 
Dengan demikian, mengamalkan Ratib Samman sama halnya dg mengamalkan 5 aliran thoriqoh dalam sekali waktu dan tempat dg hanya seorang guru. 
Thoriqoh Sammaniyah menyebar hingga ke penjuru dunia Islam, termasuk Palembang. Murid Syekh Samman yg paling berpengaruh ialah Syekh Abdus Somad al-Palembani (1737-1832). Selain itu Sultan Palembang, Sultan Muhammad Bahauddin dlm th 1777 mewakafkan Zawiyah (pondok) Sammaniyah yg didirikan di Jeddah dg biaya 500 Rial. Oleh karena itu, zikir Sammaniyah ini menjadi amalan wirid di Kesultanan Palembang Darussalam, sehingga Ratib Samman selain sebagai ibadat juga menjadi adat di Palembang. 
Syekh Muhammad Samman mengangkat beberapa orang kholifahnya, diantaranya 2 dari Palembang yaitu Syekh Abd Somad dan Kemas Ahmad bin Abdullah. 
Peringatan haul Syekh Muhammad Samman digelar tgl 2 Zul Hijah setiap tahunnya. Ia wafat dlm usia 57 th dan dimakamkan di Baqi', Madinah. Sepanjang hayatnya selain berdakwah, ia bertugas sebagai kuncen makam Rasulullah Saw. Dan banyak menulis kitab-kitab yg berharga. Biografi dan karomah2nya terhimpun dlm kitab Manaqib Syekh Muhammad Samman

By: Ustadz Andi Syarifuddin Kemas

SYEKH MUHAMMAD SAMMAN AL-MADANI dan SYEKH ABDUL QODIR AL-JAILANI

SYEKH MUHAMMAD SAMMAN AL-MADANI dan
SYEKH ABDUL QODIR AL-JAILANI

-------------
Pendiri Tarekat Sammaniyah, Syekh Muhammad Samman al-Madani (w.1776), adalah zuriat keturunan dari Sulthanul Auliya Syekh Abdul Qodir al-Jailani (w.1166), pendiri tarekat Qodiriyah, dari anaknya al-Hasan bin Syekh Abdul Qodir Jailani. Jika terus dirunut nasab silsilahnya bersambung langsung kepada Nabi Muhammad Saw dari cucunya Sayidina Hasan. Oleh sebab itu, nama lengkap beliau ialah Syekh Muhammad bin Abdul Karim as-Samman al-Madani al-Qodiri al-Hasani al-Quraisyi (1718-1776).
Syekh Muhammad Samman al-Madani termasuk Wali Qutub yang kelima dalam jajaran 4 wali besar sebelumnya, yaitu: Syekh Abdul Qodir al-Jailani, Syekh Ahmad al-Badawi, Syekh Ahmad ar-Rifai, Syekh Ibrahim ad-Dusuki, dan Syekh Muhammad Samman al-Madani.
Syekh Muhammad Samman setidaknya mengambil ijazah 5 tarekat mu'tabaroh, di antaranya ialah Tarekat Qodiriyah. Ia mengambil ijazah Tarekat Qodiriyah kepada ayahnya sendiri, dan juga mendapat ijazah dari gurunya Syekh Muhammad Thohir.
Tarekat Sammaniyah pada hakekatnya merupakan gabungan dari 5 tarekat mu'tabaroh, yakni: Qodiriyah, Kholwatiyah, Syaziliyah, Naqsyabandiyah dan Adiliyah.
Sebagaimana lazimnya dalam dunia sufi dan kewalian, secara spiritual Syekh Muhammad Samman amat dekat dan kontak langsung dengan para Auliya, terutama dengan datuknya Syekh Abdul Qodir al-Jailani pendiri tarekat Qodiriyah. Pernah beberapa kali di dalam khalwatnya beliau didatangi dan berjumpa dengan Syekh Abdul Qodir al-Jailani. Dalam kitab Manaqib Syekh Muhammad Samman di ceritakan pertemuan sebagai berikut:
"Pada ketika 'bidayahnya' artinya pada ketika permulaan menjalani akan Tarekat dan Hakekat, adalah ia memakai pakaian yang indah-indah, kemudian datang kepadanya oleh Sayidi Syekh Abdul Qodir al-Jailani membawa baju jubah putih padahal Syekh Muhammad Samman ketika di dalam khalwatnya. Maka dipakaikan dia oleh Syekh Abdul Qodir itu kepada Syekh Muhammad Samman, maka sejak itu terkenallah Syekh Muhammad Samman itu dengan baju putih itu hingga sekarang."
Syekh Muhammad Samman pernah berkata:
"Adalah perkataanku seperti perkataan tuan Syekh Abdul Qodir al-Jailani, barangsiapa menyeru akan namaku 3x ketika kedatangan sesuatu susah sama ada kesusahan di dunia atau akhirat niscaya hadirlah aku serta aku tolongi akan dia."
Kedua tokoh sufi dan waliyullah ini, Syekh Muhammad Samman dan Syekh Abdul Qodir Jailani, memang dikenal banyak memiliki karomah atau kekeramatan, dan keduanya satu nasab, sama-sama keturunan zuriat Rasulullah Saw.
Ya Allah, bentangkanlah bau harum keridhaan-Mu kepada Syekh Muhammad Samman dan Syekh Abdul Qodir Jailani, dan anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang engkau titipkan kepadanya, aamiin.
Palembang, 6-1-2019
alfaqir Kms.H. Andi Syarifuddin as-Sammani

Foto: Silsilah Thariqah Qodiriyah yang dimiiliki SYEKH MUHAMMAD SAMMAN AL-MADANI 
terhubung sanadnya dengan SYEKH ABDUL QODIR AL-JAILANI

KERAMAT SYEKH MUHAMMAD SAMMAN AL-MADANI

KERAMAT SYEKH MUHAMMAD SAMMAN AL-MADANI
Keramat atau Karomah menurut istilah sufi adalah suatu kemuliaan yang diluar kebiasaan, muncul keistimewaan pada diri seorang hamba yang tampak keshalihannya dan selalu istiqomah mengikuti kewajiban taklif syari'at seorang Nabi. Suatu kejadian luarbiasa yang diberikan Allah khusus bagi para hambanya yang bertaqwa dan shalih yang dalam istilah al-Qur'an diberikan nama para Waliyullah.
Menurut Imam Syafi'i, kekeramatan para wali merupakan salahsatu pokok pembicaraan orang-orang sufi dan hal tersebut memang banyak terjadi sehingga mengingkarinya adalah suatu kemunafikan.
Syekh Muhammad Samman bin Abdul Karim al-Madani (1718-1776) pengasas Tarekat Sammaniyah, diyakini oleh murid-muridnya dan para ulama lain sebagai seorang Wali Qutub yang banyak memiliki keramat yang luarbiasa. Keramat-keramat Syekh Muhammad Samman ini telah dihimpun oleh salah seorang khalifahnya yakni Syekh Siddiq bin Umar Khan di dalam kitab "Manaqib al-Kubro". Dalam manaqib ini disebutkan ada sekitar 72 macam keramat Syekh Muhammad Samman baik ketika beliau masih hidup maupun setelah beliau wafat. Di antaranya ialah sbb:
1. Pengalaman Muhammad Saleh yang sedang masakat (kesusahan) saat isterinya mau melahirkan namun tidak ada bidan. Lantas ia berdo'a dan bertawassul kepada Syekh Muhammad Samman, maka beliau pun hadir dan isterinya melahirkan dengan selamat.
2. Pengalaman salah seorang murid Syekh Muhammad Samman yang dimarahi oleh seseorang agar tidak menyebut-nyebut nama Muhammad Samman sebagai gurunya. Hal itu diberitahukan kepada Syekh Muhammad Samman dan akhirnya dikabarkan bahwa orang itu keluar dari Islam dan masuk penjara karena hal-hal lain.
3. Ada seorang yang melecehkan dan benci terhadap Syekh Muhammad Samman dan melarang murid-muridnya berzikir Ratib Samman di masjid mulai hari Jum'at yang akan datang. Namun akhirnya orang itu mati sebelum hari Jum'at tersebut sesuai dengan perkataan Syekh Muhammad Samman.
4. Seorang dukun, yang mengobati anak Syekh Muhammad Samman yang bernama Abdul Karim karena sakit, keesokan harinya sang dukun mati karena sehari sebelumnya ia bersikap merendahkan syafaat Rasulullah Saw yang dimintakan oleh Syekh Muhammad Samman untuk kesembuhan anaknya.
5. Seorang ulama yang bernama Abdullah Mirghani jatuh sakit karena menolak penghormatan Syekh Muhammad Samman.
KERAMAT SYEKH MUHAMMAD SAMMAN AL-MADANI (2)...
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, kekeramatan Syekh Muhammad Samman al-Madani telah terhimpun dalam kitab Manaqib al-Kubro karangan khalifahnya Syekh Siddiq bin Umar Khan al-Madani. Kemudian kitab ini diterjemahkan dalam bahasa Arab-Melayu oleh ulama Palembang Syekh Muhammad Muhyiddin bin Syihabuddin al-Jawi dalam tahun 1196H (1781) dengan judul Hikayat Keramat Syekh Muhammad Samman. Adapun beberapa keramat Syekh Muhammad Samman selanjutnya antara lain sbb:
6. Jemaah murid Syekh Muhammad Samman membaca Ratib di rumah Abdullah bin Bahis yang sedang sakit batu, Syekh Muhammad Samman tidak hadir di dalam jemaah itu. Ketika Ratib itu berlangsung, Abdullah melihat Syekh Muhammad Samman mengusap tangannya pada bagian yang sakit dari perut Abdullah, maka ia pun sembuh.
7. Tiga orang berziarah kepada Syekh Muhammad Samman masing-masing mempunyai hajat. Yang pertama ingin memperoleh dari Syekh tarekat zikir, yang kedua ingin memperoleh amalan atau wirid, dan yang ketiga ingin mempunyai anak. Ketika mereka berhadapan dengan Syekh Muhammad Samman, masing-masing merahasiakan hajatnya itu. Tiba-tiba beliau menuliskan sebuah wirid dan diberikannya kepada tamunya yang kedua, kepada tamunya yang pertama beliau mengajarkan Tarekat Zikir, dan kepada tamunya yang ketiga memberi tahukan bahwa hajatnya dikabulkan dengan memperoleh seorang anak yang shaleh.
8. Ketika jemaah murid Syekh Muhammad Samman berjalan dihadapan jenazah sambil berzikir menuju kuburan, ada seorang yang tidak suka kepada jemaah ini berkata di dalam hatinya bahwa perbuatan mereka ini adalah bid'ah. Tiba-tiba ia pun menjadi buta matanya dan tidak sembuh lagi.
9. Ahmad Syarif dari Baghdad, oleh karena kekhilafannya kepada Syekh Muhammad Samman, mendadak ia tidak dapat berkata-kata karena menyesal. Keadaan ini berlangsung selama beberapa hari. Kemudian Sayid Muhammad, salah seorang peserta jemaah Ratib Samman, bersama beberapa orang fakir membaca fatihah untuk Ahmad Syarif sesuai dengan perintah Syekh Muhammad Samman, maka ia pun sembuh.
10. Diceritakan oleh Mufarrin bin Abdul Mu'in berkata ia: " Tatkala aku berlayar dari negeri Swais kepada negeri Hijaz, dan tatkala sampai aku di tengah laut, maka aku lihat mega sangat hitamnya. Kemudian turun angin topan beserta ombaknya, hampirlah karam kapalku, maka datang takut di dalam hatiku sehabis-habis takut. Maka aku berdiri di haluan kapalku itu lalu aku berteriak sehabis-habis suaraku: YA SAMMAN ! YA MAHDALI ! Maka tiba-tiba aku melihat dua orang berjalan di atas air datang ke kapalku, satu memegang pada pihak kanan dan satu memegang pada pihak kiri. Maka berhentilah angin itu dan berhentilah ombaknya dengan berkat keramat orang dua itu dan sampailah ke negeri itu dengan selamat".
KERAMAT SYEKH MUHAMMAD SAMMAN AL-MADANI (3)...
اللهم انشر نفحات الرضوان عليه #
وامدنا بالاسرار التى اودعتهالديه
ALLAHUMMAN SYUR NAFAHATIR RIDHWANI 'ALAIHI # WA AMIDDANA BIL ASRORILLATI AUDA'TAHA LADAIHI
" Ya Allah, bentangkanlah bau harum keridhaan-Mu kepada Syekh Muhammad Samman, dan anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang engkau titipkan kepadanya."
11. Dikhabarkan oleh seorang laki-laki yang shaleh lagi zahid, yaitu Maulana asy-Syekh Idris al-Takaki: "Tatkala aku tuju daripada negeri Swais daripada pihak jalan laut karena hendak pergi haji ke Baitullah al-Haram dan ziarah akan kubur Rasulullah Saw atas sebaik-baik pelayaran. Kemudian tiba-tiba naik kapal itu di atas karang, hampir pecah. Maka aku seru 3x YA SAMMAN ! Dengan berkat keramat Tuan Syekh Muhammad Samman itu, turunlah kapal itu dengan segeranya dari atas karang itu padahal tiada seseorang yang mengetahui yang demikian itu, maka mengucap aku alhamdulillah. Manakala datang aku ke Madinah al-Rasul, maka aku duduk pada langgar asy-Syekh Muhammad Samman di dalam beberapa masa. Tatkala ku hendak pulang ke negeri Makkah al-Musyarrafah, maka menghadap aku kepada Syekh Muhammad Samman itu dan aku khabarkan kepadanya: 'Hai Tuanku, adalah di dalam negeri hamba seorang raja sangat zalimnya kuat mengerasi harta orang, apa juga sesuatu dari pada Asma Allah yang boleh menolakkan akan kezalimannya itu?' Maka jawab Syekh Muhammad Samman itu: 'Sebut olehmu namaku tiga kali.' Maka aku ulangi pula perkataanku itu tiga kali, maka dijawabnya seperti perkataannya dahulu itu juga. Lantas aku heran di dalam hatiku, aku minta sesuatu daripada Asma Allah Ta'ala yang boleh menolakkan akan kejahatan zalim orang, maka dijawabnya sebut namaku 3x. Lalu diketahuinyalah akan rahasiaku itu, maka dikatanya: 'Adakah lupa engkau tatkala kapalmu naik di atas karang? Maka engkau sebut namaku 3x maka dilepaskan Allah Ta'ala daripada pecah kapalmu itu?' Lalu aku tersungkur di hadapan Tuan Syekh Muhammad Samman itu, aku cium kedua tapak kakinya serta aku berseru: 'Hai Tuanku, memadailah pengajaran Tuanku kepada hamba.'
Kemudian maka aku pulang ke negeri Makkah al-Musyarrafah sebab aku hendak menyempurnakan pekerjaan hajiku. Kemudian aku pulang ke negeriku, dan apabila datang sesuatu kejahatan daripada raja-raja, maka aku sebut nama Syekh Muhammad Samman itu dengan perlahan-lahan 3x, dilepaskan Allah Ta'ala dari pada kejahatannya dengan berkat keramatnya itu mujarab R.A."
KERAMAT SYEKH MUHAMMAD SAMMAN AL-MADANI (4)...
اللهم انشر نفحات الرضوان عليه #
وامدنا بالاسرار التى اودعتها لديه
ALLAHUMMAN SYUR NAFAHATIR RIDHWANI 'ALAIHI # WA AMIDNA BIL ASRORIL LATI AUDA'TAHA LADAIHI
" Ya Allah, bentangkanlah bau harum keridhaan-Mu kepada Syekh Muhammad Samman, dan anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang engkau titipkan kepadanya."
12. Dikhabarkan oleh Sayid Muhammad Shaleh al-Sya'ab al-Madani, katanya: "Tatkala aku di Makkah al-Musyarrafah, maka perempuanku hendak beranak terlalu sangat sukarnya dan susahnya, seketika datang di dalam hatiku khawatir yang sangat. Kemudian daripada habis ikhtiarku, maka aku baca Fatihah dan aku hadiahkan kepada Syekh Muhammad Samman itu, lalu aku baca Tawassulnya hingga sampai kepada:
واجعل لنا من كل ضيق فرجا * وكل هم وبلاء مخرجا
Maka aku hendak membaca kemudian daripada itu, lantas aku lihat Syekh Muhammad Samman itu hadir di hadapanku, lalu dikatanya: 'Ulangi olehmu akan dia beberapa kali !' Maka aku ulangi akan dia seperti yang dikatanya itu, maka beranaklah perempuanku itu dengan mudahnya dengan berkat keramat Syekh Muhammad Samman."
13. Keramat Syekh Muhammad Samman R.A yang didapat oleh Syekh Abdullah Basri difitnahkan orang akan dia salah pekerjaannya, maka orang habas (ditahan) akan dia di dalam penjara serta dirantai dengan rantai besi, yaitu pada malam 7 likur bulan Ramadhan di dalam negeri Makkah al-Musyarrafah pada tempat yang bernama Darus Sa'adah. Dan manakala waktu isya', maka dibacanya Tawassul Syekh Muhammad Samman itu hingga sampai kepada:
يا رب واغفر للعبيد الجانى * محمدن الشهير بالسمان
Lalu ia berteriak sehabis-habis suaranya: YA SAMMAN ! 3x, maka tiba-tiba jatuh rantai itu daripada lehernya. Maka dirantai orang pula hingga tiga kali di dalam tiga malam, dan tiap-tiap ia kena rantai itu lalu dibacanya Tawassul itu pula serta ia berteriak 3x sampai kepada bacaannya yang tersebut itu, maka jatuh pula rantai itu dari pada lehernya. Kemudian diketahui orang akan dia itu anak murid Syekh Muhammad Samman, maka dilepaskan orang akan dia itu dari penjaranya itu, lagi diperbaiki orang akan dia serta diberi harta akan dia. Kemudian daripada itu, maka ditanya orang akan dia ketika ia duduk di Babul Ziadah, yaitu pintu Masjid al-Haram: "Apa yang engkau lihat di dalam penjara itu ?" Lalu katanya: "Tatkala aku berteriak YA SAMMAN 3x, maka aku lihat Syekh Muhammad Samman itu berdiri di hadapanku padahal ia seperti rupa marah, dan manakala aku pandang akan dia, maka tersungkur aku lupa pada diriku seperti kelenger, yakni pingsan. Dan manakala imut, yakni sadar aku, maka aku dapat rantai itu sudah jatuh dari pada leherku dengan berkat keramat Syekh Muhammad Samman itu."
KERAMAT SYEKH MUHAMMAD SAMMAN AL-MADANI (5)...
اللهم انشر نفحات الرضوان عليه #
وامدنا بالاسرار التى اودعتهالديه
ALLAHUMMAN SYUR NAFAHATIL RIDHWANI 'ALAIHI # WA AMIDDANA BIL ASRORILLATI AWDA'TAHALADAIHI
"Ya Allah, bentangkanlah bau harum keridhaan-Mu kepada Syekh Muhammad Samman, dan anugerahkan kepada kami berkat rahasia kewalian yang engkau titipkan kepadanya."
15. Sebagian keramat Tuan Syekh Muhammad Samman r.a. itu kemudian daripada wafatnya yang didapat oleh al-'arif billah Syekh Muhammad Aqib bin Hasanuddin al-Palembani (w.1849): Adalah ia menanggung hutang banyaknya 1060 ringgit, padahal tiada ada jalan yang boleh melepaskan daripada hutangnya itu. Maka tawajjuh ia kepada Syekh Muhammad Samman itu serta berkata: "Jikalau sungguh Tuan Syekh Muhammad Samman Qutub yang mempunyai keramat yang amat besar, niscaya dilepaskan Allah dari pada segala hutangku ini." Maka belum ada genap setahun lamanya daripada perkataannya itu, maka dilepaskan Allah Ta'ala daripada segala hutangnya itu dengan berkat keramat Syekh Muhammad samman itu."
16. Diriwayatkan pula oleh Syekh Muhammad Aqib bin Hasanuddin al-Palembani, ia berkata: "Jikalau kita ada suatu hajat, baik urusan dunia maupun akhirat yang sangat sulit untuk dilaksanakan. Maka bertawajjuhlah kepada Allah serta membaca Tawassul Ratib Syekh Muhammad Samman, niscaya dimudahkan Allah Swt dengan segera semua hajatnya itu."
Sumber Tuan Guru Kms.H.Andi Syarifuddin as-Sammani.

Keutamaan dan Keistimewaan Thariqat Sammaniyah

Keutamaan dan Keistimewaan Thariqat Sammaniyah
Syekh Abdus Somad al-Palembani (1737-1832) dalam kitabnya Sairus Salikin menyatakan tentang Keutamaan dan Keistimewaan Thariqat al-Khalwatiyah as-Sammaniyah sbb:
1. Syekh Mustafa al-Bakri (w.1749) berkata:
أخبرني شيخنا أن الشيخ شعبان افندى أخذ العهد على كبراء الجان ان لا يؤذوا احدا من اهل طريقة
"Telah mengkhabarkan akan daku oleh syaikhuna bahwasanya Syekh Sya'ban Afandi yang tersebut di dalam silsilah ini adalah ia mengambil janji atas penghulu jin bahwa jangan ia menyakiti akan seorang daripada ahli tarekat ini." (Sairus Salikin lll: 110 dan 157)
2. Berkata Syekh Mustafa al-Bakri:
أخبرني غيره انه عاهد الله تعالى ان لا يغرق سفينة فيها احد من اهل سلسلته وان لا يقلل عليهم الدنيا
"Telah menghkabarkan akan daku oleh orang yang lain daripadanya, padahal mendengar ia daripada Syekh Sya'ban itu, bahwasanya ia berdo'a kepada Allah ta'ala bahwa jangan dikaramkan bahtera (kapal) yang ada di dalamnya itu seseorang daripada ahli silsilahnya itu, dan bahwa jangan dikurangkan oleh Allah ta'ala mereka itu akan dunia yakni rezekinya." (Ill: 110 dan 157)
3. Kata Syekh Mustafa al-Bakri:
و اخبرني شيخنا عنه انه كان يقول: المهدي يخرج من سلسلة طريقتي
"Dan telah mengkhabarkan akan dia oleh Syekh kami daripada Syekh Sya'ban Afandi r.a. itu bahwa adalah ia berkata: Imam Mahdi lagi akan datang padahal ia keluar daripada ahli silsilahnya tarekat ini." (Ill: 110 dan 158)
4. Syekh Muhammad Samman al-Madani (w.1776) berkata:
ومن دخل طريقتنا اغناه الله في الدارين
"Barangsiapa masuk ia di dalam tarekatku ini, niscaya ia dikayakan oleh Allah ta'ala di dalam dua negeri, yakni di dunia dan akhirat." (Ill: 111)
5. Syekh Muhammad Samman berkata:
من اخذ عني فلا بد ان تجذبه العنايات وتحسن خواتمه ويكون من اهل السعادات
"Barangsiapa mengambil tarekat daripada aku maka tak dapat tiada bahwa menghela (menarik) akan dia oleh tangan inayah daripada Allah ta'ala, yakni tak dapat tiada bahwa ia dapat taufiq dan hidayah dari Allah ta'ala dan kesudahan matinya itu di dalam husnul khatimah, dan adalah ia daripada orang yang dapat bahagia di dalam akhirat." (Ill: 112)
6. Kata Syekh Muhammad Samman:
طريقتنا هذه كل من دخل فيها اغناه الله تعالى فى الدارين
"Tarekat kami ini tiap-tiap orang yg masuk di dalamnya itu niscaya mengkayakan Allah ta'ala akan dia pada dua negeri." (Ill: 567)
7. Berkata Syekh Muhammad Samman:
الدنيا والاخرة تحت سجادتي هذه. وكشف عنها. فمن اراد الدنيا اعطيناه ومن اراد الاخرة اعطيناه
" Dunia dan akhirat itu di bawah tempat sembahyangku ini. dan membukakan ia akan sejadah itu. Maka barangsiapa masuk tarekat kami padahal ia berkehendak bersungguh-sungguh mengamalkan akan dia dg ikhlas, maka jika ia berkehendak kekayaan dunia niscaya kami beri akan dia di dunia, dan barangsiapa masuk menjalani tarekat kami ini padahal berkehendak ia akan kekayaan akhirat niscaya kami beri akan dia." (Ill: 567)
8. Syekh Muhammad Samman berkata:
من اخذ عني فلا بد ان تجذبه يد العناية ولو عند الممات وتحسن خاتمته ويكون من اهل السعادة
"Barangsiapa mengambil akan tarekat daripada aku serta benar ia mengambil akan dia maka takdapat tiada bahwa menghela akan dia oleh tangan pertolongan dari Allah ta'ala hingga sampai ia kepada ma'rifat akan Allah ta'ala dg ma'rifat yg sebenar-benarnya dan jikalau pd ketika hampir matinya sekalipun. Dan dg dia jadi baik kesudahan matinya itu dan adalah ia daripada orang yg dapat kemenangan di dalam dunia dan dapat kebahagiaan di dalam akhirat dan di dlm surga." (IV: 768)
9. Syekh Muhammad Samman berkata:
من اخذ طريقتي بالصدق فهو في الدنيا في حمايتي وفي الاخرة في شفاعتي
"Barangsiapa mengambil akan tarekatku ini dg benar, maka adalah ia dalam dunia ini dalam pemeliharaanku dan adalah ia di akhirat itu di dalam syafa'atku." (IV: 768)
10. Syekh Abdus Somad al-Palembani berwasiat:
"Ketahuilah olehmu hai saudaraku, yg berkehendak kpd kemenangan di dalam akhirat dan berkehendak lepas daripada terpedaya di dalam ilmunya dan amalnya: bahwasanya hendaklah engkau bersungguh-sungguh menjalani akan jalan thariqat ahli sufi ini serta mengambil tarekat daripada ahlinya yg menjalani akan jalan ahli sufi itu, yakni jalan Anbiya dan Awliya dan yaitu jalan orang yg muqorrobin dan jalan orang yg muttaqin dan jalan yg abror. Dan barangsiapa tiada menjalani akan jalan ahli sufi ini, dan tiada mengambil tarekat daripada mereka itu, maka adalah ia terpedaya dan jikalau ia membaca kitab yg lain daripada kitab ahli sufi itu akan 1000 kitab sekalipun, karena tiada ia lepas daripada maksiat yg seperti riya' dan ujub dan takabbur dan kasih akan dunia dan barang sebagainya melainkan dg mengambil tarekat daripada masyaikh ahli sufi serta ia menjalani akan jalan mereka itu." (Ill: 476)
dinukil oleh:
alfaqir Kms.H. Andi Syarifuddin

Diantara wasiat yang diberikan Syekh Samman al-Madani

Diantara wasiat yang diberikan Syekh Samman al-Madani adalah, berkata al-Imam al-Quthb al-Ghauts az-Zaman al-Waliy al-Quthb al-Akwan asy-Syekh Muhammad bin Abdul Karim as-Samman al-Madani :
“Barangsiapa mengambil thariqah kepadaku dan mengamalkannya niscaya pasti ia akan mendapatkan rasa majdzub di dalam dunia (diambil oleh Allah Swt. aqalnya yang Basyariyyah diganti dengan aqal yang bersifat Rabbaniyah) yakni diambil oleh Allah akan rasa punya wujud dan sifat dan af’al diganti dengan rasa ‘adam mahdhah adam semata” yakni tiada punya wujud, sifat dan af’al melainkan hanya Allah Swt. yang punya wujud hakiki, minimal di saat sakaratul maut.”
· "Tidaklah aku diangkat Allah Swt. menjadi al-Waly al-Quthb al-Ghauts dan Quthb al-Akwan melainkan aku selalu rutin membaca doa :
Allahummaghfirli ummati sayyidina Muhammad. Allahummarham ummata sayyidinina Muhammad. Allahummastur ummata sayyidina Muhammad. Allahummajbur ummata sayyidina Muhammad Saw. 4X berturut-turut setelah selesai sholat Shubuh sebelum berkata-kata urusan dunia dan dia istiqamah membacanya maka ia menempati martabat fadhilah Quthub.”
Maksud beliau memberikan amalan ini ialah agar kita selalu bersatu sesama ummat islam dan sebagai ummatnya Rasulullah Saw. janganlah ada iri dengki dan buruk sangka terhadap sesama sekalipun seseorang itu kelihatannya hina. Jadi membaca doa ini setelah sholat Shubuh dengan niatan mudah-mudahan semua ummat Rasulullah Saw. diampuni Allah Swt. Atas segala dosa, dimudahkan Allah Swt. tuk mengamalkannya dan dengan harapan semoga hati kita dibersihkan dari segala penyakit hati seperti riya, ujub, takabbur, sombong, iri, dengki, hasud, berperasangka buruk dan sifat-sifat buruk lainnya.
“Perkataan aku ini seperti perkataan Sayyidi Syekh Abdul Qadir al-Jailani. Barangsiapa yang menyerukan aku “Ya Samman” 3 kali ketika mendapat kesusahan, niscaya aku akan datang menolongnya.”
Syekh Samman al-Madani meninggal dunia pada hari Rabu 2 Dzulhijjah tahun 1189 H, dan dimakamkan di pemakaman Baqi’ bersandingan dengan maqam para Istri Rasulullah. Para ulama mengatakan bahwa barangsiapa yang melazimkan membaca Manaqib Sayyidi Syekh Samman (Ratib Samman) berjamaah dengan orang banyak dan membaca al-Qur’an serta bertahlil kemudian bersedekah semampunya dan pahalanya dihadiahkan kepada Sayyidi Syekh Samman, niscaya ia akan dimudahkan rizqinya oleh Allah Swt.
Aamiin Allahumma aamiin..!
Oleh : @Al-Habib Hasan bin Umar bin Ja'far assegaf

SYEKH MUHAMMAD SAMMAN AL-MADANI dan KHALIFAHNYA

SYEKH MUHAMMAD SAMMAN AL-MADANI dan KHALIFAHNYA
Syekh Muhammad Samman bin Abdul Karim al-Madani al-Hasani al-Qadiri al-Khalwati (1718-1776) termasuk Wali Qutub yang kelima dalam jajaran empat wali besar sebelumnya, yaitu: Syekh Abdul Qadir al-Jailani, Syekh Ahmad al-Badawi, Syekh Ahmad ar-Rifa'i, dan Syekh Ibrahim ad-Dusuqi. Pengasas Tarekat Sammaniyah ini lahir dan wafat di Madinah, sepanjang hayatnya ia juga bertugas sebagai kuncen makam Rasulullah Saw. Silsilah nasabnya sampai kepada datuknya Nabi Muhammad Saw. Riwayat hidup dan kekeramatannya telah terhimpun dalam kitab Manaqib Syekh Muhammad Samman. Sebagai sufi, setidaknya ia mendapat ijazah lima tarekat mu'tabarah yang dipelajarinya dari guru-gurunya, di antaranya adalah Tarekat Khalwatiyah yang ia terima dari Syekh Mustafa al-Bakri (w.1749). Syekh Muhammad Samman kemudian menggabungkan beberapa tarekat tersebut hingga muncul dengan nama baru yaitu "Sammaniyah", yang salahsatu zikir terpentingnya dikenal dengan Ratib Samman. Dengan demikian, mengamalkan Tarekat Sammaniyah sama halnya dengan mengamalkan beberapa aliran tarekat sekaligus dalam sekali waktu dan tempat dengan hanya seorang guru.
Tarekat Sammaniyah tersebar hingga diberbagai belahan dunia. Banyak sekali murid-muridnya mengambil Tarekat Sammaniyah langsung kepadanya. Syekh Muhammad Samman kemudian memberikan ijazah Tarekat Sammaniyah kepada beberapa muridnya yang terpilih dan ditunjuk sebagai khalifahnya, serta diberikan izin untuk mengajarkan Terekat Sammaniyah kepada orang lain.
Di antara para Khalifah Syekh Muhammad Samman yang menjadi wakilnya menyebarkan Tarekat Sammaniyah secara lebih luas antara lain ialah:
1. Syekh Abdul Karim as-Samman (anaknya)
2. Syekh Abdus Somad al-Palembani (w.1832)
3. Syekh Ahmad Tijani di Maroko (w.1815)
4. Syekh Muhammad Nafis al-Banjari
5. Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari (w.1812)
6. Syekh Siddiq Umar Khon al-Madani (Jeddah)
7. Syekh Kemas Ahmad bin Abdullah al-Palembani (w.1800)
8. Syekh Abdurrahman al-Misri Betawi (w.1847)
9. Syekh Abdul Wahab Bugis (w.1793)
10. Syekh Muhammad bin Syais Sumbul al-Makki (Buton-Sulteng)
11. Syekh Abdurrahman al-Maghribi
12. Syekh Ahmad al-Baghdadi (Irak)
13. Syekh Shuruddin al-Qabuli (Afganistan)
14. Syekh Abdul Wahab Afifi al-Misri (Mesir)
15. Syekh Ahmad Thayib Sudan (w.1824) sanad ini seterusnya berlanjut kepada sanad sammaniyah di  minangkabau(kumango)
16. Syekh Daud al-Fathani Thailand (w.1847)
17. Syekh Muhammad Shalih al-Fathani (Thailand)
18. Dll.
Palembang, 9 Ramadhan 1438H
alfaqir Kms. H. Andi Syarifuddin as-Sammani
(KHAS)

Syekh Malin Mudo Engku Padang

Syekh Malin Mudo Engku Padang

Thariqat Alif


Buya Bagindo Abas

Syekh Datuk Amiruddin bin Jogeh dan Bapak Abdul Wahid

Syekh Amiruddin bin Jogeh. Sungayang Batusangkar


Bapak Abdul Wahid. Tabek Biri Batusangkar

Thariqah Naqsyabandiyah dan Syatthariyah di Sijunjung



















Thariqat Anfasiyah


Minggu, 24 Maret 2019

Sanad Silsilah Thariqah Sammaniyah Aliyah al-Qodiry al-Khalwatiyah


Biografi Tengku Mudo al-Khalidi



Sejarah ringkas Tengku Mudo al-Khalidi :
Bernama kecil Nando bergelar Tengku Mudo al-Khalidi, negri asalnya di Mungka Kabupaten Lima Puluh Kota , dan negri kelahirannya di Napar Payakumbuh Sumatra Barat, Ia menempuh pendidikan SD sampai SMP di Payakumbuh, lalu pindah ke Pekanbaru untuk melanjutkan pendidikan SMK , dan menyelesaikan studi akademiknya di Bukittinggi.  

Di masa-masa kecilnya ia telah sering dibawa oleh ayahnya pergi ke majelis dzikir dan mengaji  ke berbagai Tuan Guru ahli dzikir dan ahli hakikat, pada masa itulah awal ia mengecap pendidikan informal di surau-surau, pada mula-mula ia mengenal kalimat “ILAHI ANTA MAQSUDI WA RIDHOKA MATHLUBI” dan belajar ilmu dzikir yakninya dengan Bapak Nani di Kelurahan Balai Gurun tatkala itu usianya masih 9 tahun (saat masih duduk dibangku kelas 3 Sekolah Dasar).
lalu diusia 14 tahun (saat itu duduk dibangku kelas 2 SLTP) ia berbai'at Thariqah Syatthariyah Arifinbillah dengan Syekh Ka’an Datuk Siri Dirajo di Kelurahan Talawi Balai Batuang. Diusia 21 tahun ia mengambil Thariqah Jurus Alif dan Thariqah Sammaniyah al-Khalwatiyah dengan al-Mukaram Syekh Ilyas Tengku Rahman Qs, lalu diteruskan dengan berbai'at Thariqat Naqsyabandiyah al-Khalidiyah. Diusia yang terbilang sangat muda belia, yaitu di usia 21 tahun ia telah memasuki ranah amaliyah kaum sufiyah yang sangat berat yaitu berkhalwat atau bersuluk dengan bimbingan Syekh Mursyd yang Kamal Mukamil, masa-masa mujahadah/riyadoh suluknya dilakukan langsung selama 40 hari, namun karena karunia pencapaian dzikir serta makam ruhani yang diperolehnya saat itu, maka ia dipilih untuk menambah latihan lagi selama 10 hari lagi, penambahan latihan 10 hari lagi tersebut dinamakan latihan ruhani (yaitu mencari rasa ditawajuhkan oleh ruhaniyah Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam), lulus latihan selama 50 hari terpilihlah ia menjadi Khalifah, pada saat itu hanya 3 orang yang diangkat menjadi Khalifah, yaitunya Bapak Ujang Paman, Mak Enek Tengku Sati dan juga termasuk si Nando kecil. Setelah masa latihan rohani tersebut selesai,  diangkatlah ia menjadi khalifah dan diberi gelar Tengku Mudo al-Khalidi (usia 21 th).
Diusia 22 th kembali ia melakukan riyadoh suluk bermujahadah bersunyi diri didalam khalwat dengan bimbingan Syekh Mursyd yang Kamal Mukamil selama 50 hari lagi, dan diusia 22 tahun inilah ia menerima amanah dan beban berat dari Mursyd sebelumnya yaitu al-Mukaram Syekh Ilyas Tengku Rahman Qs , beban berat tersebut adalah perpindahan dari Maqom dari seorang Murid menjadi Mursyd. Pada tanggal 1 Syawal 1430 atau bertepatan dengan 20 September 2009 diangkatlah ia menjadi seorang  Mursyd Thariqah, yaitu menjadi salah satu penerus mata rantai dari Thariqah Sammaniyah al-Qodiry al-Khalwatiyah dan Thariqah Naqsyabandiyah al-Khalidiyah, hal ini ditandai dengan pemberian IJAZAH IRSYAD oleh al-Mukaram Syekh Ilyas Tengku Rahman Qs dan di adakannya acara syukuran untuk mengumumkan kepada jemaah dan masyarakat sekitar bahwa telah diangkat dan dilantik seorang Mursyd yang SAH dengan gelar Tengku Mudo al-Khalidi. Dikarenakan saat itu ia masih berusia sangat muda, maka al-Mukaram Syekh Ilyas Tengku Rahman Qs memberi gelar kepadanya dengan gelar Tengku Mudo al-Khalidi sebagai gelar kemursydan.
Pada  dua lembar IJAZAH IRSYAD  yang diterimanya tertulis bawhasanya telah diberi izin Tengku Mudo al-Khalidi untuk membai’at, mentalqinkan dzikir, mentawajuhkan dan memimpin persulukan, serta mengembangkan ilmu Thariqah Naqsyabandiah al-Khalidiyah dan Sammaniyah al-Khalwatiyah. IJAZAH IRSYAD  yang  ia terima dari al-Mukaram Syekh Ilyas Tengku Rahman Qs merupakan ijazah yang mempunyai sanad silsilah atau mata rantai keilmuan Thariqah yang terhubung mata rantainya dari al-Mukaram Syekh Ilyas Tengku Rahman Qs hingga sampai kepada Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam (sanad muttashil sampai kepada Rosulullah ini sangatlah penting agar terhubung dengan Ruhaniyah Rosulullah). 
Di Payakumbuh gelar Angku/Engku /Tengku mempunyai makna  yaitu Tuanku atau Tuan Guru, dan Mudo yang berarti Muda, sedangkan al-Khalidi adalah penisbahan kepada keilmuan Thariqah, yakninya Thariqah Naqsyabandiyah al-Khalidiyah.
Perlu diketahui IJAZAH IRSYAD dengan SANAD MUTTHASIL sangatlah penting sekali sebagai bukti izin untuk mengajar Thariqah dan sebagai bukti ia adalah salah seorang penerus SAH sebagai suatu bentuk tanda bukti dan izin bahwa ia diberi kewenangan untuk memasukkan ikhwan ke dalam Thariqah serta memimbing, mengajar dan juga sebagai bukti ia telah diizinkan memimpin persulukkan, tanpa adanya IJAZAH IRSYAD maka seseorang tidak boleh dan tidak dibenarkan mengajar Thariqah.

Tak puas menuntut ilmu, ia kembali bermujahadah dan riyadoh kembali, tercatat ia pernah bersuluk/berkhalwat dengan bimbingan 5 orang Tuan Guru masyur disaat itu, yaitunya :
1.Syekh Ilyas Tengku Rahman, ia bersuluk disini pada tahun 2008 dan 2009
2.Syekh Engku Mudo Ahmadison, ia bersuluk disini pada tahun tahun 2011
3.Syekh Damuhur Malin Mudo Engku Padang, ia bersuluk disini pada tahun tahun 2012 dan pada tahun 2019 ia menemani Syekh Damuhur Malin Mudo Engku Padang dalam mengawasi orang yang sedang bersuluk
4.Syekh Engku Mudo Jainasri, ia bersuluk disini pada tahun 2016
5.Syekh Edison Kasim Kholilullah, ia bersuluk disini tahun 2017

Surat izin mengajar (Ijazah Irsyad) Thariqah Sammaniyah al-Qodiry al-Khalwatiyah dan Naqsyabandiyah  al-Khalidiyah Tengku Mudo al-Khalidi dapatkan dari :
1.Syekh Ilyas Tengku Rahman, pada 1 Syawal 1430 bertepatan dengan 20 September 2009
2.Syekh Engku Mudo Jainasri, pada 12 Rabiul Awal 1438 bertepatan dengan 12 Desember 2016
3.Syekh Edison Kasim Kholilullah, pada 10 Dzulhijjah 1438 bertepatan dengan 1 September 2017
4.Syekh Damuhur Malin Mudo Engku Padang, pada 10 Dzulhijjah 1440 bertepatan dengan 11 Agustus 2019

Selanjutnya pada tahun 2009 Tengku Mudo al-Khalidi menimba ilmu kembali, ia mengaji dengan Syekh Datuk Amiruddin bin Jogeh di Sungayang Batusangkar, dengan beliau ia memperdalam ilmu Hakikat dan Makrifat hingga akhir hayat Syekh Datuk Amiruddin bin Jogeh pada tahun 2012, pengajaran Syekh Datuk Amiruddin bin Jogeh sangat memberi bekas yang dalam pada diri Tengku Mudo al-Khalidi.

Selanjutnya sejak 24 Oktober 2011 Tengku Mudo al-Khalidi mengaji dan bertalaqi ilmu Hakikat dan Aqidah Sifat 20 dengan Bapak Abdul Wahid di Tabek Biri batusangkar, Tengku Mudo al-Khalidi mengaji dengan Bapak Abdul Wahid hingga 2 Februari 2012.

Tengku Mudo al-Khalidi juga menerima izin untuk mengajarkan KAJI ALIF yang ia terima dari Buya Ibnu Abas di Payakumbuh, Buya Ibnu Abas menerimanya dari Mak Simeh, Mak Simeh menerimanya dari Syekh Abdul Malik bin Syekh Mudo Abdul Qadim Belubus, izin mengajar KAJI ALIF ini diberikan kepada Tengku Mudo al-Khalidi pada tanggal 29 Agustus 2016.

Selanjutnya pada 17 Mei 2017 Tengku Mudo al-Khalidi berbai’at Thariqah Anfasiyah dengan Buya Samsir Koto Nan Ampek dan Tengku Mudo al-Khalidi menyelesaikan 5 tingkatan pelajaran Thariqah Anfasiyah(1.memandang, 2.mangana, 3.maraso, 4.mengaku, 5.wujud) dan mendapat izin untuk mengembangkan dan mengajar Thariqah ini pada tanggal 18 Januari 2018.

Selanjutnya Tengku Mudo al-Khalidi teringat bahwa ia belum menuntaskan pengajian Thariqah Syatthariyah Arifinbillah yang pernah dimasukinya semasa kecil dahulu, dan tergerak hatinya untuk menyelesaikannya.
Pada masa kecilnya tahun 2002 Tengku Mudo al-Khalidi berbai’at Thariqah Syatthariyah Arifinbillah dengan Syekh Datuk Siri Dirajo di Talawi Balai Batuang Payakumbuh dan pada tahun 2017 Tengku Mudo al-Khalidi melanjutkan pengajian ini dengan murid dari Syekh Datuk Siri Dirajo yang telah diangkat menjadi Mursyd Thariqah Syatthariyah Arifinbillah yaitunya Syekh Muhammad Arif di Taram.
Pada tanggal 18 Oktober 2017 Tengku Mudo al-Khalidi mengambail bai’at Thariqah Syatthariyah Arifinbillah dengan Syekh Muhammad Arif dan menyelasaikan 3 tingkatan pelajaran pada Thariqah Syatthariyah Arifinbillah, lalu kemudian ia diberi izin untuk membai’at dan mengajar Thariqah Syatthariyah Arifinbillah ini, izin tersebut dikeluarkan pada tanggal 21 Agustus 2018.

Selanjutnya pada tanggal 15 Agustus 2017  ia berbai’at dan mengambil kaji Thariqah Syatthariyah Asliyah(Ashaliyah) lazim disebut juga dengan nama Thariqah Ashaliyah, al-Faqir Tengku Mudo al-Khalidi berbai’at Thariqah ini dengan Syekh Edison Kasim Kholilullah di Ketinggian Sarilamak Harau dan menyelasaikan 4 tingkatan atau disebut juga 4 Khatam kaji pada Thariqah ini, yaitu:
1.Allah
2.Muhammad
3.Adam
4.Hawa 
Menyelasaikan Khatam ke empat pada tanggal 16 November 2017 dan diberi izin untuk untuk membai’at dan mengajar Thariqah Syatthariyah Asliyah(Ashaliyah) .

Selanjutnya Tengku Mudo al-Khalidi mendapat izin mengajarkan Thariqah Aceh (Kaji Limau Salapan), Thariqah Muhammad Yaman, Thariqah  Khatamunubuwah(Nurbuat) yang didapatkannya dari Syekh Engku Mudo Jainasri di Taram.
Thariqah Silat ini memiliki pertalian dengan Syekh ’Abdur Rahman al-Khalidi bin al-Khatib al-’Alim Kumangowiyah Q s . Kumango, Batusangkar.

Selanjutnya Tengku Mudo al-Khalidi dibai’at secara khusus oleh Syekh Edison Kasim Kholilullah perihal untuk mengajarkan Thariqah Silat Khatamunubuwah/Maharnabuat(Nurbuat) dan Thariqah Muhammad Yaman keseluruh dunia.
Syekh Edison Kasim Kholilullah memberi izin kepada Tengku Mudo al-Khalidi untuk mengembangkan Thariqah silat ini pada tanggal 21 Januari 2018.

Selanjutnya Tengku Mudo al-Khalidi berbai’at pada 3 Maret 2014 dengan Syekh Abdul Wahid di Nagari Sisawah, Kec.Sumpur Kudus, Kab.Sijunjung, disana ia mempelajari Ilmu Besi Kursani, Thariqah Syatthariyah(bertali kepada Syekh Angku Kaciak), dan Thariqah Naqsyabandiyah(bertali kepada Buya Syafri Sungai Penuh), dan Tengku Mudo al-Khalidi mendapat izin untuk mengembangkan dan mengajar Thariqah ini pada tanggal  9 Jumadil Awal 1439 bertepatan dengan 26 Januari 2017.

Selanjutnya Tengku Mudo al-Khalidi mengambil doa-doa bersanad yang diamalkan oleh para waliyullah dan doa-doa khusus amalan rahasia waliyullah dengan Syekh Khatib Ilyas.
Dan mengambil doa malimaui(doa memandikan murid saat akan memasuki silat kumango) dari Syekh Damuhur Malin Mudo Engku Padang Qs.

Selanjutnya Tengku Mudo al-Khalidi pada 1 Mei 2019 ia berangkat ke Desa Cipulus Padarincang, Kabupaten Serang Banten, untuk berguru dengan ulama kharismatik Banten yang tak ingin dikenal oleh orang banyak (ulama mastur)  dan beliau sangat zuhud, yaitunya Abuya Mufassir, sebelum Tengku Mudo al-Khalidi diterima menjadi santri(baca:murid) maka Abah(panggilan kami kepada Abuya Mufassir) mengujinya terlebih dahulu dengan berpuasa air selama 11 hari, cukup exstrem memang yaitu tidak makan apapun selama 11 hari hanya boleh sahur dan berbuka puasa dengan air beberapa teguk saja, tak boleh makan apapun sama sekali.
Latihan ini bertujuan sebagai latihan untuk menekan dan melemahkan hawa nafsu yang ada pada diri si murid serta untuk melihat sejauh mana tekad simurid untuk berguru, alhamdulillah Tengku Mudo al-Khalidi berhasil lulus dalam ujian ini dan akhirnya dapat berguru kepada Abuya Mufassir dan pada saat perpisahan hendak pamit kembali ke bekasi lalu pulang ke kampung halaman di payakumbuh sumatra barat, Tengku Mudo al-Khalidi meminta kepada Abuya Mufassir untuk mengangkatnya menjadi anak angkat, alhamdulillah hal itu diperkenankan oleh Abuya Mufassir, dilepas oleh Abuya dengan doa.


25 Guru. 5 Thariqah Mu'tabarah. 9 Ilmu Hikmah Khusus. 8 Ijazah Kemursydan.

Thariqah :
1.Thariqah Sammaniyah al-'Aliyyah al-Qodiriyah al-Khalwatiyah
2.Thariqah Naqsyabandiyah al-Khalidiyah
3.Thariqah Syatthariyah 'Arifin Billah
4.Thariqah Syatthariyah Ashaliyah (Kaji Buya Angku Mudo Juli Tolang)
5.Thariqah Muhammad Yaman

Ilmu Hikmah :
1.Thariqah Qulhuwallah
2.Thariqah Khatamunubuwah (Nurbuat)
3.Thariqah Ayat Tujuh
4.Thariqah Aceh (Limau Salapan)
5.Thariqah Anfasiyah 
6.Thariqah Qodiriyah
7.Thariqah Alif
8.Thariqah Silat
9.Kersani


Yang memberikan izin mengajar (Ijazah Irsyad):
1.Syekh Ilyas Tengku Rahman. Suliki
2.Syekh Engku Mudo Jainasri. Taram
3.Buya Edison Kasim Kholilullah. Tolang
4.Buya Abdul Wahid. Sisawah Sumpur Kudus
5.Buya Samsir. Koto Nan Ampek
6.Syekh Muhammad Arif. Taram
7.Syekh Damuhur Malin Mudo Engku Padang
8.Syekh Mudo Khatib Ilyas. Titian Dalam

Aktif mengajar Thariqah dirumahnya di Napar Payakumbuh Sumatra Barat, dan pada tahun 2014,2016,2017 ia menyulukkan orang di Zawiyah Surau Suluk Baitul Ibadah, Nagari Maek Kabupaten Lima Puluh Kota.
Pada april 2017 Tengku Mudo al-Khalidi hijrah dari pulau Sumatra ke pulau Jawa dilepas dengan ridho, doa dan restu dari seluruh guru-gurunya untuk mengembangkan ilmu Thariqah diperantauan.  Pada saat ini ia membuka pengajian di  Jakarta, Tangerang dan Bekasi.

ZAWIYAH SURAU TSABITUL QULUB
Pengajian rutin setiap Ahad malam Senin
Bai'at dan Talqin Dzikir pada Kamis malam Jumat

Tengku Mudo al-Khalidi an-Naqsyabandi as-Sammani as-Syatthari
Dengan alamat : Kelurahan.Jombang, Kecamatan.Ciputat, Kota.Tagerang Selatan, Provinsi.Banten.


WhatsApp Admin : 082385789999