Mengenai Saya

Foto saya
Thariqah Sammaniyah al-'Aliyyah al-Qodiriyah al-Khalwatiyah - Syatthariyah 'Arifin Billah - Syatthariyah Ashaliyah - Naqsyabandiyah al-Khalidiyah. Dibawah bimbingan : Guru Mursyid Tengku Mudo al-Khalidi as-Sammani as-Syatthari. Dengan alamat : Kelurahan.Jombang, Kecamatan.Ciputat, Kota.Tagerang Selatan, Provinsi.Banten. WhatsApp Admin : 082385789999

Minggu, 24 Maret 2019

Biografi Tengku Mudo al-Khalidi



Sejarah ringkas Tengku Mudo al-Khalidi :
Bernama kecil Nando bergelar Tengku Mudo al-Khalidi, negri asalnya di Mungka Kabupaten Lima Puluh Kota , dan negri kelahirannya di Napar Payakumbuh Sumatra Barat, Ia menempuh pendidikan SD sampai SMP di Payakumbuh, lalu pindah ke Pekanbaru untuk melanjutkan pendidikan SMK , dan menyelesaikan studi akademiknya di Bukittinggi.  

Di masa-masa kecilnya ia telah sering dibawa oleh ayahnya pergi ke majelis dzikir dan mengaji  ke berbagai Tuan Guru ahli dzikir dan ahli hakikat, pada masa itulah awal ia mengecap pendidikan informal di surau-surau, pada mula-mula ia mengenal kalimat “ILAHI ANTA MAQSUDI WA RIDHOKA MATHLUBI” dan belajar ilmu dzikir yakninya dengan Bapak Nani di Kelurahan Balai Gurun tatkala itu usianya masih 9 tahun (saat masih duduk dibangku kelas 3 Sekolah Dasar).
lalu diusia 14 tahun (saat itu duduk dibangku kelas 2 SLTP) ia berbai'at Thariqah Syatthariyah Arifinbillah dengan Syekh Ka’an Datuk Siri Dirajo di Kelurahan Talawi Balai Batuang. Diusia 21 tahun ia mengambil Thariqah Jurus Alif dan Thariqah Sammaniyah al-Khalwatiyah dengan al-Mukaram Syekh Ilyas Tengku Rahman Qs, lalu diteruskan dengan berbai'at Thariqat Naqsyabandiyah al-Khalidiyah. Diusia yang terbilang sangat muda belia, yaitu di usia 21 tahun ia telah memasuki ranah amaliyah kaum sufiyah yang sangat berat yaitu berkhalwat atau bersuluk dengan bimbingan Syekh Mursyd yang Kamal Mukamil, masa-masa mujahadah/riyadoh suluknya dilakukan langsung selama 40 hari, namun karena karunia pencapaian dzikir serta makam ruhani yang diperolehnya saat itu, maka ia dipilih untuk menambah latihan lagi selama 10 hari lagi, penambahan latihan 10 hari lagi tersebut dinamakan latihan ruhani (yaitu mencari rasa ditawajuhkan oleh ruhaniyah Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam), lulus latihan selama 50 hari terpilihlah ia menjadi Khalifah, pada saat itu hanya 3 orang yang diangkat menjadi Khalifah, yaitunya Bapak Ujang Paman, Mak Enek Tengku Sati dan juga termasuk si Nando kecil. Setelah masa latihan rohani tersebut selesai,  diangkatlah ia menjadi khalifah dan diberi gelar Tengku Mudo al-Khalidi (usia 21 th).
Diusia 22 th kembali ia melakukan riyadoh suluk bermujahadah bersunyi diri didalam khalwat dengan bimbingan Syekh Mursyd yang Kamal Mukamil selama 50 hari lagi, dan diusia 22 tahun inilah ia menerima amanah dan beban berat dari Mursyd sebelumnya yaitu al-Mukaram Syekh Ilyas Tengku Rahman Qs , beban berat tersebut adalah perpindahan dari Maqom dari seorang Murid menjadi Mursyd. Pada tanggal 1 Syawal 1430 atau bertepatan dengan 20 September 2009 diangkatlah ia menjadi seorang  Mursyd Thariqah, yaitu menjadi salah satu penerus mata rantai dari Thariqah Sammaniyah al-Qodiry al-Khalwatiyah dan Thariqah Naqsyabandiyah al-Khalidiyah, hal ini ditandai dengan pemberian IJAZAH IRSYAD oleh al-Mukaram Syekh Ilyas Tengku Rahman Qs dan di adakannya acara syukuran untuk mengumumkan kepada jemaah dan masyarakat sekitar bahwa telah diangkat dan dilantik seorang Mursyd yang SAH dengan gelar Tengku Mudo al-Khalidi. Dikarenakan saat itu ia masih berusia sangat muda, maka al-Mukaram Syekh Ilyas Tengku Rahman Qs memberi gelar kepadanya dengan gelar Tengku Mudo al-Khalidi sebagai gelar kemursydan.
Pada  dua lembar IJAZAH IRSYAD  yang diterimanya tertulis bawhasanya telah diberi izin Tengku Mudo al-Khalidi untuk membai’at, mentalqinkan dzikir, mentawajuhkan dan memimpin persulukan, serta mengembangkan ilmu Thariqah Naqsyabandiah al-Khalidiyah dan Sammaniyah al-Khalwatiyah. IJAZAH IRSYAD  yang  ia terima dari al-Mukaram Syekh Ilyas Tengku Rahman Qs merupakan ijazah yang mempunyai sanad silsilah atau mata rantai keilmuan Thariqah yang terhubung mata rantainya dari al-Mukaram Syekh Ilyas Tengku Rahman Qs hingga sampai kepada Rosulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam (sanad muttashil sampai kepada Rosulullah ini sangatlah penting agar terhubung dengan Ruhaniyah Rosulullah). 
Di Payakumbuh gelar Angku/Engku /Tengku mempunyai makna  yaitu Tuanku atau Tuan Guru, dan Mudo yang berarti Muda, sedangkan al-Khalidi adalah penisbahan kepada keilmuan Thariqah, yakninya Thariqah Naqsyabandiyah al-Khalidiyah.
Perlu diketahui IJAZAH IRSYAD dengan SANAD MUTTHASIL sangatlah penting sekali sebagai bukti izin untuk mengajar Thariqah dan sebagai bukti ia adalah salah seorang penerus SAH sebagai suatu bentuk tanda bukti dan izin bahwa ia diberi kewenangan untuk memasukkan ikhwan ke dalam Thariqah serta memimbing, mengajar dan juga sebagai bukti ia telah diizinkan memimpin persulukkan, tanpa adanya IJAZAH IRSYAD maka seseorang tidak boleh dan tidak dibenarkan mengajar Thariqah.

Tak puas menuntut ilmu, ia kembali bermujahadah dan riyadoh kembali, tercatat ia pernah bersuluk/berkhalwat dengan bimbingan 5 orang Tuan Guru masyur disaat itu, yaitunya :
1.Syekh Ilyas Tengku Rahman, ia bersuluk disini pada tahun 2008 dan 2009
2.Syekh Engku Mudo Ahmadison, ia bersuluk disini pada tahun tahun 2011
3.Syekh Damuhur Malin Mudo Engku Padang, ia bersuluk disini pada tahun tahun 2012 dan pada tahun 2019 ia menemani Syekh Damuhur Malin Mudo Engku Padang dalam mengawasi orang yang sedang bersuluk
4.Syekh Engku Mudo Jainasri, ia bersuluk disini pada tahun 2016
5.Syekh Edison Kasim Kholilullah, ia bersuluk disini tahun 2017

Surat izin mengajar (Ijazah Irsyad) Thariqah Sammaniyah al-Qodiry al-Khalwatiyah dan Naqsyabandiyah  al-Khalidiyah Tengku Mudo al-Khalidi dapatkan dari :
1.Syekh Ilyas Tengku Rahman, pada 1 Syawal 1430 bertepatan dengan 20 September 2009
2.Syekh Engku Mudo Jainasri, pada 12 Rabiul Awal 1438 bertepatan dengan 12 Desember 2016
3.Syekh Edison Kasim Kholilullah, pada 10 Dzulhijjah 1438 bertepatan dengan 1 September 2017
4.Syekh Damuhur Malin Mudo Engku Padang, pada 10 Dzulhijjah 1440 bertepatan dengan 11 Agustus 2019

Selanjutnya pada tahun 2009 Tengku Mudo al-Khalidi menimba ilmu kembali, ia mengaji dengan Syekh Datuk Amiruddin bin Jogeh di Sungayang Batusangkar, dengan beliau ia memperdalam ilmu Hakikat dan Makrifat hingga akhir hayat Syekh Datuk Amiruddin bin Jogeh pada tahun 2012, pengajaran Syekh Datuk Amiruddin bin Jogeh sangat memberi bekas yang dalam pada diri Tengku Mudo al-Khalidi.

Selanjutnya sejak 24 Oktober 2011 Tengku Mudo al-Khalidi mengaji dan bertalaqi ilmu Hakikat dan Aqidah Sifat 20 dengan Bapak Abdul Wahid di Tabek Biri batusangkar, Tengku Mudo al-Khalidi mengaji dengan Bapak Abdul Wahid hingga 2 Februari 2012.

Tengku Mudo al-Khalidi juga menerima izin untuk mengajarkan KAJI ALIF yang ia terima dari Buya Ibnu Abas di Payakumbuh, Buya Ibnu Abas menerimanya dari Mak Simeh, Mak Simeh menerimanya dari Syekh Abdul Malik bin Syekh Mudo Abdul Qadim Belubus, izin mengajar KAJI ALIF ini diberikan kepada Tengku Mudo al-Khalidi pada tanggal 29 Agustus 2016.

Selanjutnya pada 17 Mei 2017 Tengku Mudo al-Khalidi berbai’at Thariqah Anfasiyah dengan Buya Samsir Koto Nan Ampek dan Tengku Mudo al-Khalidi menyelesaikan 5 tingkatan pelajaran Thariqah Anfasiyah(1.memandang, 2.mangana, 3.maraso, 4.mengaku, 5.wujud) dan mendapat izin untuk mengembangkan dan mengajar Thariqah ini pada tanggal 18 Januari 2018.

Selanjutnya Tengku Mudo al-Khalidi teringat bahwa ia belum menuntaskan pengajian Thariqah Syatthariyah Arifinbillah yang pernah dimasukinya semasa kecil dahulu, dan tergerak hatinya untuk menyelesaikannya.
Pada masa kecilnya tahun 2002 Tengku Mudo al-Khalidi berbai’at Thariqah Syatthariyah Arifinbillah dengan Syekh Datuk Siri Dirajo di Talawi Balai Batuang Payakumbuh dan pada tahun 2017 Tengku Mudo al-Khalidi melanjutkan pengajian ini dengan murid dari Syekh Datuk Siri Dirajo yang telah diangkat menjadi Mursyd Thariqah Syatthariyah Arifinbillah yaitunya Syekh Muhammad Arif di Taram.
Pada tanggal 18 Oktober 2017 Tengku Mudo al-Khalidi mengambail bai’at Thariqah Syatthariyah Arifinbillah dengan Syekh Muhammad Arif dan menyelasaikan 3 tingkatan pelajaran pada Thariqah Syatthariyah Arifinbillah, lalu kemudian ia diberi izin untuk membai’at dan mengajar Thariqah Syatthariyah Arifinbillah ini, izin tersebut dikeluarkan pada tanggal 21 Agustus 2018.

Selanjutnya pada tanggal 15 Agustus 2017  ia berbai’at dan mengambil kaji Thariqah Syatthariyah Asliyah(Ashaliyah) lazim disebut juga dengan nama Thariqah Ashaliyah, al-Faqir Tengku Mudo al-Khalidi berbai’at Thariqah ini dengan Syekh Edison Kasim Kholilullah di Ketinggian Sarilamak Harau dan menyelasaikan 4 tingkatan atau disebut juga 4 Khatam kaji pada Thariqah ini, yaitu:
1.Allah
2.Muhammad
3.Adam
4.Hawa 
Menyelasaikan Khatam ke empat pada tanggal 16 November 2017 dan diberi izin untuk untuk membai’at dan mengajar Thariqah Syatthariyah Asliyah(Ashaliyah) .

Selanjutnya Tengku Mudo al-Khalidi mendapat izin mengajarkan Thariqah Aceh (Kaji Limau Salapan), Thariqah Muhammad Yaman, Thariqah  Khatamunubuwah(Nurbuat) yang didapatkannya dari Syekh Engku Mudo Jainasri di Taram.
Thariqah Silat ini memiliki pertalian dengan Syekh ’Abdur Rahman al-Khalidi bin al-Khatib al-’Alim Kumangowiyah Q s . Kumango, Batusangkar.

Selanjutnya Tengku Mudo al-Khalidi dibai’at secara khusus oleh Syekh Edison Kasim Kholilullah perihal untuk mengajarkan Thariqah Silat Khatamunubuwah/Maharnabuat(Nurbuat) dan Thariqah Muhammad Yaman keseluruh dunia.
Syekh Edison Kasim Kholilullah memberi izin kepada Tengku Mudo al-Khalidi untuk mengembangkan Thariqah silat ini pada tanggal 21 Januari 2018.

Selanjutnya Tengku Mudo al-Khalidi berbai’at pada 3 Maret 2014 dengan Syekh Abdul Wahid di Nagari Sisawah, Kec.Sumpur Kudus, Kab.Sijunjung, disana ia mempelajari Ilmu Besi Kursani, Thariqah Syatthariyah(bertali kepada Syekh Angku Kaciak), dan Thariqah Naqsyabandiyah(bertali kepada Buya Syafri Sungai Penuh), dan Tengku Mudo al-Khalidi mendapat izin untuk mengembangkan dan mengajar Thariqah ini pada tanggal  9 Jumadil Awal 1439 bertepatan dengan 26 Januari 2017.

Selanjutnya Tengku Mudo al-Khalidi mengambil doa-doa bersanad yang diamalkan oleh para waliyullah dan doa-doa khusus amalan rahasia waliyullah dengan Syekh Khatib Ilyas.
Dan mengambil doa malimaui(doa memandikan murid saat akan memasuki silat kumango) dari Syekh Damuhur Malin Mudo Engku Padang Qs.

Selanjutnya Tengku Mudo al-Khalidi pada 1 Mei 2019 ia berangkat ke Desa Cipulus Padarincang, Kabupaten Serang Banten, untuk berguru dengan ulama kharismatik Banten yang tak ingin dikenal oleh orang banyak (ulama mastur)  dan beliau sangat zuhud, yaitunya Abuya Mufassir, sebelum Tengku Mudo al-Khalidi diterima menjadi santri(baca:murid) maka Abah(panggilan kami kepada Abuya Mufassir) mengujinya terlebih dahulu dengan berpuasa air selama 11 hari, cukup exstrem memang yaitu tidak makan apapun selama 11 hari hanya boleh sahur dan berbuka puasa dengan air beberapa teguk saja, tak boleh makan apapun sama sekali.
Latihan ini bertujuan sebagai latihan untuk menekan dan melemahkan hawa nafsu yang ada pada diri si murid serta untuk melihat sejauh mana tekad simurid untuk berguru, alhamdulillah Tengku Mudo al-Khalidi berhasil lulus dalam ujian ini dan akhirnya dapat berguru kepada Abuya Mufassir dan pada saat perpisahan hendak pamit kembali ke bekasi lalu pulang ke kampung halaman di payakumbuh sumatra barat, Tengku Mudo al-Khalidi meminta kepada Abuya Mufassir untuk mengangkatnya menjadi anak angkat, alhamdulillah hal itu diperkenankan oleh Abuya Mufassir, dilepas oleh Abuya dengan doa.


25 Guru. 5 Thariqah Mu'tabarah. 9 Ilmu Hikmah Khusus. 8 Ijazah Kemursydan.

Thariqah :
1.Thariqah Sammaniyah al-'Aliyyah al-Qodiriyah al-Khalwatiyah
2.Thariqah Naqsyabandiyah al-Khalidiyah
3.Thariqah Syatthariyah 'Arifin Billah
4.Thariqah Syatthariyah Ashaliyah (Kaji Buya Angku Mudo Juli Tolang)
5.Thariqah Muhammad Yaman

Ilmu Hikmah :
1.Thariqah Qulhuwallah
2.Thariqah Khatamunubuwah (Nurbuat)
3.Thariqah Ayat Tujuh
4.Thariqah Aceh (Limau Salapan)
5.Thariqah Anfasiyah 
6.Thariqah Qodiriyah
7.Thariqah Alif
8.Thariqah Silat
9.Kersani


Yang memberikan izin mengajar (Ijazah Irsyad):
1.Syekh Ilyas Tengku Rahman. Suliki
2.Syekh Engku Mudo Jainasri. Taram
3.Buya Edison Kasim Kholilullah. Tolang
4.Buya Abdul Wahid. Sisawah Sumpur Kudus
5.Buya Samsir. Koto Nan Ampek
6.Syekh Muhammad Arif. Taram
7.Syekh Damuhur Malin Mudo Engku Padang
8.Syekh Mudo Khatib Ilyas. Titian Dalam

Aktif mengajar Thariqah dirumahnya di Napar Payakumbuh Sumatra Barat, dan pada tahun 2014,2016,2017 ia menyulukkan orang di Zawiyah Surau Suluk Baitul Ibadah, Nagari Maek Kabupaten Lima Puluh Kota.
Pada april 2017 Tengku Mudo al-Khalidi hijrah dari pulau Sumatra ke pulau Jawa dilepas dengan ridho, doa dan restu dari seluruh guru-gurunya untuk mengembangkan ilmu Thariqah diperantauan.  Pada saat ini ia membuka pengajian di  Jakarta, Tangerang dan Bekasi.

ZAWIYAH SURAU TSABITUL QULUB
Pengajian rutin setiap Ahad malam Senin
Bai'at dan Talqin Dzikir pada Kamis malam Jumat

Tengku Mudo al-Khalidi an-Naqsyabandi as-Sammani as-Syatthari
Dengan alamat : Kelurahan.Jombang, Kecamatan.Ciputat, Kota.Tagerang Selatan, Provinsi.Banten.


WhatsApp Admin : 082385789999

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Terimakasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan"