Mengenai Saya

Foto saya
Thariqah Sammaniyah al-'Aliyyah al-Qodiriyah al-Khalwatiyah - Syatthariyah 'Arifin Billah - Syatthariyah Ashaliyah - Naqsyabandiyah al-Khalidiyah. Dibawah bimbingan : Guru Mursyid Tengku Mudo al-Khalidi as-Sammani as-Syatthari. Dengan alamat : Kelurahan.Jombang, Kecamatan.Ciputat, Kota.Tagerang Selatan, Provinsi.Banten. WhatsApp Admin : 082385789999

Senin, 01 April 2019

Abah Guru Sekumpul, Mursyid Tarekat Samaniah Dari Martapura.



Foto : Abah Guru Sekumpul, Mursyid Tarekat Samaniah Dari Martapura.
Menurut keterangan, tarekat Sammaniyah yang telah diperkenalkan dan 
di-ijâzah-kan oleh Tuan Guru K.H. Zaini Abdul Ghani adalah tarekat yang 
sanadnya, tidak melalui Syekh Abd al-Shammad al-Palimbani dan Syekh 
Muhammad Nafis al-Banjari, tetapi melalui Syekh Muhammad Arsyad 
al-Banjari.

Syekh Muhammad Arsyad menerima tarekat tersebut secara
langsung dari Syekh Muhammad al-Samman, kemudian beliau mengajarkan
kepada Syekh Syihabuddin, yang mengajarkan kepada Syekh Nawawi
al-Bantani, kemudian mengajarkan kepada Syekh Zainuddin al-Sumbawi, yang
mengajarkan kepada Syekh Abdullah al-Banjari, kemudian kepada Syekh H.Syarwani Abdan, yang terakhir ini kemudian mengajarkan kepada Tuan Guru H. Zaini Ghani.


Abah Guru Sekumpul, Mursyid Tarekat Samaniah Dari Martapura.
Ulama yang satu ini sangat kharismatik dan dikagumi banyak orang. Ia adalah sosok Waliyullah asal Kalimantan yang menyatukan syari’at, tarekat dan hakikat dalam dirinya.
Meski memiliki karomah, ia selalu berpesan agar jangan tertipu dengan segala keanehan dan keunikan. Ketawadhuan dan kesederhanaannya telah membuatnya mencapai maqom yang tinggi.
Ia dikenal dengan julukan Abah Guru Sekumpul. Nama aslinya Muhammad Zaini Abdul Ghani atau Guru Ijai. Lahir 11 Februari 1942 (27 Muharram 1361 H) di Kampung Tunggul Irang Seberang, Martapura, Kalimantan Selatan. Ia wafat dalam usia 63 tahun di Martapura pada 10 Agustus 2005.
Beberapa nama atau julukan Muhammad Zaini yang populer di masyarakat adalah Qusyairi (nama kecil), Guru Sekumpul (sebutan yang paling populer), Guru Ijai (Guru Izai), Guru Ijai Sekumpul, Tuan Guru, Abah Guru, Kiyai Haji.
Sejak kecil Guru Ijai dididik orangtuanya Haji Abdul Ghani dan Hajjah Masliah binti Haji Mulya dan neneknya bernama Salbiyah. Mereka menanamkan akhlak, kedisiplinan dan pendidikan tauhid serta belajar membaca Al-Qur'an.
Pada usia tujuh tahun ia menimba ilmu di madrasah di Kampung Keraton, Martapura. Sejak usia 10 tahun telah dikaruniai kassyaf hissi, yakni mampu melihat dan mendengar apa-apa yang tersembunyi atau hal-hal ghaib. Pada usia 14 tahun ia dikaruniai futuh (pencerahan spiritual) saat membaca sebuah tafsir Qur’an.
Pada masa remajanya, Guru Sekumpul menghabiskan waktu menimba ilmu hingga ke Pesantren Datu Kalampian Bangil, Jawa Timur. Selain itu berguru kepada Syekh Falah di Bogor.
Ia juga mendalami syariat dan tarekat kepada Syekh Muhammad Yasin Padang di Mekah, Syekh Hasan Masysyath, Syekh Isma’il Yamani, Syekh Abdul Qadir al-Baar, Syekh Sayyid Muhammad Amin Kutby, Allamah Ali Junaidi (Berau) ibn Jamaluddin ibn Muhammad Arsyad.
Atas petunjuk Syekh Ali Junaidi, beliau kemudian belajar kepada Syekh Fadhil Muhammad (Guru Gadung). Kepada Guru Gadung ini Guru Ijai belajar tentang ajaran Nur Muhammad. Beliau juga mendapat ijazah Maulid Simthud Durar dari sahabat karibnya, Habib Anis ibn Alwi ibn Ali al-Habsyi dari Solo, Jawa Tengah.
Ia sempat mengajar di Pesantren Darussalam Martapura selama lima tahun. Kemudian membuka pengajian di rumahnya sendiri pada 1970-an, didampingi kyai terkenal yakni Guru Salman Bujang (Guru Salman Mulya). Pada 1988 pindah ke Kampung Sekumpul, membuka kompleks perumahan ar-Raudhah atau Dalam Regol.
Sejak itulah kewibawaan dan kharismanya memancar luas dan banyak tamu berdatangan, bahkan dari Malaysia, Singapura dan Brunei. Sebagian datang untuk berguru, sebagian mencari berkahnya, dan sebagian ingin berbaiat Tarekat Samaniyyah. Beberapa tokoh nasional juga pernah mengunjungi Guru Sekumpul di antaranya Gus Dur,Habib Anis Al Habsy dan tokoh lainnya.
Sejak kecil, Guru Sekumpul sudah memperlihatkan sifat mulia. Penyabar, ridha, pemurah, dan kasih sayang terhadap siapa saja. Kasih sayang yang ditanamkan ayahnya telah membuatnya berhati lembut, penyayang dan pemurah kepada semua orang.
Sebagai ulama, Abah Guru Sekumpul dikenal sebagai orang yang lembut, kasih sayang, sabar, dermawan dan tekun. Apapun yang terjadi terhadap dirinya, beliau tak pernah mengeluh. Bahkan pernah beliau dipukuli oleh orang-orang yang dengki kepadanya, namun beliau tidak mengeluh atau menaruh dendam sama sekali.
Beliau juga mengajarkan agar orang senantiasa mencintai dan hormat kepada ulama yang baik dan saleh. Tak heran apabila saat pengajian, tidak kurang dari 3.000 orang datang ke pengajiannya dan selalu diberi jamuan makan. Kedermawanan Guru Sekumpul ini tampak bukan hanya kepada lingkungan sekitar, tetapi juga ke setiap tempat yang disinggahinya.
Salah satu pesannya adalah “jangan bakhil” karena itu adalah sifat tercela. Salah satu keunikannya dalam berdakwah adalah perhatiannya kepada kesehatan umat. Pada waktu tertentu beliau mendatangkan dokter spesialis (jantung, ginjal, paru, mata, dan sebagainya) untuk memberikan penyuluhan kesehatan sebelum pengajian dimulai.
Beberapa kisah karomahnya di antaranya saat masih di Kampung Keraton, Guru Sekumpul biasanya duduk dengan beberapa orang sambil bercerita tentang orang-orang terdahulu untuk mengambil pelajaran dari kisah itu. Suatu saat beliau bercerita tentang buah rambutan, yang saat itu belum musimnya.
Tiba-tiba beliau mengacungkan tangannya ke belakang, seolah-olah mengambil sesuatu, dan mendadak di tangan beliau sudah memegang buah rambutan matang, yang kemudian beliau makan. Beliau juga bisa memperbanyak makanan setelah makan sepiring sampai habis, tiba-tiba makanan di piring itu penuh lagi, seakan-akan tak dimakan olehnya.
Kisah lain, suatu ketika terjadi musim kemarau panjang, dan sumur-sumur mengering. Masyarakat pun meminta Guru Ijai agar berdoa meminta hujan. Beliau lalu mendekati sebatang pohon pisang, menggoyang-goyangkan pohon itu dan tak lama kemudian hujan pun turun.
Beliau juga dikenal bisa menyembuhkan banyak orang dengan kekuatan spiritualnya. Kelebihan lain yang dimiliki Guru Sekumpul adalah hafal Al-Qur’an sejak berusia 7 tahun. Kemudian hafal tafsir Jalalain pada usia 9 tahun.
Dalam usia kurang lebih 10 tahun, sudah mendapat khususiat (anugerah) berupa Kasyaf Hissi yaitu melihat dan mendengar apa yang ada di dalam atau yang terdinding. Pada usia 9 tahun pas malam Jumat, Guru Sekumpul pernah bermimpi melihat sebuah kapal besar turun dari langit.
Di depan pintu kapal berdiri seorang penjaga dengan jubah putih dan di gaun pintu masuk kapal tertulis “Safinah al-Auliya”. Beliau ingin masuk, tapi dihalau oleh penjaga hingga tersungkur. Dia pun terbangun. Pada malam Jum’at berikutnya, ia kembali bermimpi hal serupa.
Pada malam Jumat ketiga, ia kembali bermimpi serupa. Tapi kali ini ia dipersilahkan masuk dan disambut oleh salah seorang Syekh. Ketika sudah masuk ia melihat masih banyak kursi yang kosong.
Saat Guru Sekumpul merantau ke Jawa untuk mencari ilmu, tak disangka orang yang pertama kali menyambutnya dan menjadi gurunya adalah orang yang menyambutnya dalam mimpi tersebut.
Adapun sebagian karomah Abah Guru Sekumpul diambil dari Manakib Risalah Riwayat KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghoni Albanjari yang disusun Guru H Muhammad Hudhari. Guru Hudhari menceritakan bahwa Abah Guru Sekumpul sewaktu kecil pernah bermimpi bertemu Sayidina Hasan dan Sayidina Husin, cucunya Rasulullah SAW yang keduanya membawakan pakaian jubah dan memasangkan kepadanya lengkap dengan surban.
Kemudian keduanya memberikan nama Zainal Abidin. Setelah bangun, beliau menceritakan mimpi itu kepada ayahnya. Kemudian ayahnya menganti nama beliau yang dulunya Qusyairi menjadi Muhammad Zaini.
Kisah lain, suatu hari Abah Guru Sekumpul berburu burung. Ketika sampai di Padang Karang ia mendengar suara dzikir “Laa ilaha illallah”. Spontan ia pun berjalan naik ke Kampung Karang Tengah mencari asal suara itu. Ternyata dzikir itu berasal dari makom tuan Guru Haji Abdullah Khotib. Beliau langsung berziarah dan setiap tengah malam Guru Sekumpul melakukan ziarah ke makam itu.
Di akhir hayat Guru Ijai –julukan lain Guru Sekumpul-- sebelum meninggal dunia, sempat dirawat di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapura, selama 10 hari. Namun, pada Selasa malam beliau pulang dan tiba di Banjarmasin. Keesokannya, Rabu 10 Agustus 2005, pukul 5.10 waktu setempat, beliau berpulang ke Rahmat Allah.
Ribuan orang dari berbagai daerah di Kalimantan Selatan berdatangan ke Martapura untuk memberikan penghormatan terakhir dan mengiringi jenazah beliau hingga ke pemakaman. Guru Sekumpul merupakan keturunan ke-8 dari ulama besar Banjar, Maulana Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah Al Banjari.
Semasa hidupnya, Guru Sekumpul pernah berpesan tentang karomah. Dia mengatakan, jangan pernah berpikir atau berniat untuk mendapatkan karamah dengan melakukan ibadah atau wiridan-wiridan. Sebab, karomah yang paling mulia dan tinggi nilainya adalah istiqamah di jalan Allah. Kalau ada orang mengaku sendiri punya karomah tapi salatnya tidak karuan, maka itu bukan karomah.
Adapun beberapa kitab yang pernah ditulisnya antara lain Risalah Mubarakah; Manaqib as-Syaikh as-Sayyid Muhammad bin Abdul Karim al-Qadiri al-Hasani as-Saman al-Madani; Risalah Nuraniyah fi Syarhit Tawassualtis Sammaniyah; dan Nubdzatun fi Manaqib al-Imam al-Masyhur bil-Ustadz al-A’zham Muhammad bin Ali Ba’Alawy.
Guru Sekumpul dikaruniai dua putra dari istri keduanya, Hajjah Laila, yakni Muhammad Amin Badali al-Banjari dan Ahmad Hafi Badali al-Banjari.
Sumber : Aswaja online

25 komentar:

  1. Kalo ingin ikut tarekat ini bagaimana ? Saya di bekasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kamu baca sholawat 1000 kali setiap malam dengan niat rasa sukur pada sang pencipta dan niat kecintaan pada Rasulullah saw.insyalloh akan jadi murid guru sekumpul..

      Hapus
  2. Aslmkm bagaimn cara pengamalanya,smg sy di izinkan mengamalkan ,trm ksh atas panduanya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wa'alaikumussalam wr wb
      Diawali dengan masuk kedalam thariqah tsb baru bisa di amalkan.

      Langkah awalnya adalah mencari mursyd terlebih dahulu, untuk bisa mengamalkan thariqat.

      Hapus
    2. mursyid toriqoh sammaniyah apa cuma di banjar ? bagaimana kalo daerah sekitaran jabodetabek

      Hapus
    3. Ada di mega kuningan setia budi jakarta selatan.
      Cari mesjid tuan guru mughni.
      Nama mursydnya adalah kh.taufik

      Hapus
    4. Masjid tuan guru mughni, yg tempat KH. LUthfi Fathullah ya?

      Hapus
    5. Betul KH Luthfi di masjid putih pojok/hook Jl Guru Mughni - Jl Gatot Subroto.

      Hapus
  3. Peebedaan tarekat samaniyah dg tarekat an naqsabandiyah apa ya guru.?

    BalasHapus
  4. Jawa timur dimana ya tempat mursydnya,saya dari mojokerto

    BalasHapus
  5. Kalau d malaysia d mana Guru Mursyid tarekat ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Insyaallah ada gurunya di kuala lumpur,malaysia

      Hapus
    2. Saudara kami yang mengamalkan tarekat sammaniah di malaysia ada, disana ada guru yang mengajarkan tapi silsilahnya dari Syekh Ibrahim Bonjol, untuk informasi bisa kontak 'Surau Baitul Ibadah Indonesia' (kontak ada di google maps).

      Hapus
  6. Thoriqoh tsamaniyah pengalaman nya melalui dzikir Nafi Isbat,Lailahaillallah,

    BalasHapus
  7. Saya ingin masuk thoriqoh tsamaniyah sulsel

    BalasHapus
  8. Dari kudus jawa tengah, boleh ngga mengamalkan tarekat samaniyah??

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di Jawa Tengah ada 2 guru yang bisa mengajarkan tarekat samman, satu di Klaten, dan satu lagi di Jogjakarya. Silakan cek kontak "Surau Baitul Ibadah Indonesia" di google maps untuk informasi lanjut.

      Hapus
  9. Saya ingin ikut thoriqoh sammaniyah,bgmna caranya?sy dr ngawi,jawa timur

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya dari magetan, pengen jg baiat thoriqoh sammaniyah, ada nggak ya murshid thoriqoh ini di seputaran karesidenan madiun

      Hapus
  10. Allhamdulilah...bertambah ilmu

    BalasHapus
  11. Di jawa timur seputaran karesidenan madiun ada nggak ya murshid thoriqoh sammaniyah, saya ingin baiat dan mengamalkan thoriqoh sammaniyah

    BalasHapus
  12. Kalo mau masuk thorikoh samaniyah saya dari brebes, mursid nya siapa ya kira2 di daerah brebes / daerah jawa tengah......

    BalasHapus

"Terimakasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan"