Mengenai Saya

Foto saya
Thariqah Sammaniyah al-'Aliyyah al-Qodiriyah al-Khalwatiyah - Syatthariyah 'Arifin Billah - Syatthariyah Ashaliyah - Naqsyabandiyah al-Khalidiyah. Dibawah bimbingan : Guru Mursyid Tengku Mudo al-Khalidi as-Sammani as-Syatthari. Dengan alamat : Kelurahan.Jombang, Kecamatan.Ciputat, Kota.Tagerang Selatan, Provinsi.Banten. WhatsApp Admin : 082385789999

Jumat, 05 Juli 2019

Salik Mencari Ma’rifah

Zuhud itu bukanlah engkau melepaskan dunia dari tanganmu,sementara masih ada di hatimu,akan tetapi zuhud itu,hendaklah engkau melepaskan dunia dari hatimu,meskipun dunia di tanganmu.

Pada dasarnya zuhud adalah mengosongkan hati dari selain Allah. Dunia yang dibenci oleh para sufi adalah dunia yang melengahkan dan memperbudak manusia. Kesenangan dunia adalah tingkah laku syahwat, berbagai keinginan yang tak kunjung habis, dan hawa nafsu yang tidak kenal puas. Semua itu hanyalah permainan (al-la’b) dan senda gurau (al-lahw) yang akan melupakan Allah. Dunia semacam inilah yang dibenci kaum sufi. Tidak ada larangan bagi kaum salik untuk menjadi miliuner yang kaya raya, asalkan hatinya tidak bergantung kepada harta yang dimilikinya. Seorang salik boleh tetap mencari harta kekayaan, namun jangan sampai melalaikannya dan jangan sampai menjadi hamba dunia, tiada kesedihan ketika harta hilang dan tiada kesenangan berlebihan ketika harta datang. Sejalan itu pula, seorang salik tidak harus memakai baju lusuh yang tidak berharga, yang akhirnya hanya akan menjatuhkan martabatnya. Tasawuf adalah latihan-latihan jiwa dalam rangka ibadah dan menempatkan diri dan menempatkan diri sesuai ketentuan Allah SWT. Tasawuf memiliki empat aspek penting, yakni berakhlak dengan akhlak Allah SWT. Senantiasa melakukan perintah-perintah-Nya, dapat menguasai hawa nafsu serta berupaya selalu bersama dan berkekalan dengan-Nya secara sungguh-sungguh. Ma’rifah adalah salah satu tujuan ahli tasawuf, dan itu tak kan tercapai kecuali dengan mengamalkan thariqah mustaqim (thariqah yang benar/lurus). Ma’rifah datang melalui dua jalan. Pertama, adalah mawahib atau ‘ain al-jud (sumber kemurahan Allah) yaitu Allah memberikannya dengan tanpa usaha dan Allah memilih sendiri orang-orang yang akan diberikan anugrah tersebut. Kedua, adalah makasib atau badzi al-majhud yaitu ma’rifah yang diperoleh melalui usaha keras, melalui al-riyadah (latihan), melazimkan dzikir, melazimkan wudhu, melazimkan puasa, melazimkan shalat sunnah, dan amal-amal saleh lainnya.
Imam al-Ghazali menekankan pada riyadhah al-abdan atau latihan yang berhubungan dengan fisik yang meharuskan adanya musyaqqah, misalnya bangun malam, lapar dan lain-lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Terimakasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan"