Mengenai Saya

Foto saya
Thariqah Sammaniyah al-'Aliyyah al-Qodiriyah al-Khalwatiyah - Syatthariyah 'Arifin Billah - Syatthariyah Ashaliyah - Naqsyabandiyah al-Khalidiyah. Dibawah bimbingan : Guru Mursyid Tengku Mudo al-Khalidi as-Sammani as-Syatthari. Dengan alamat : Kelurahan.Jombang, Kecamatan.Ciputat, Kota.Tagerang Selatan, Provinsi.Banten. WhatsApp Admin : 082385789999

Jumat, 05 Juli 2019

Penyebaran Thariqat Sammaniyah di Indonesia

Penyebaran Thariqat Sammaniyah di Indonesia

Penyebaran Tarekat Sammaniyah di wilayah Sumatra, dilakukan oleh Syekh Abdussamad al-Falimbani (wafat 1800 M). Menurut riwayat, sebelum ke Palembang, Syekh Abdussamad al-Falimbani dahulunya menyebarkan Tarekat Sammaniyah di Aceh. Ia mengajarkan doa dan zikir yang didapatkannya dari Syekh Samman. Mulanya tarekat ini murni mengajarkan zikir yang termuat dalam ratib Samman. Namun dalam perkembangannya, zikir itu dinyanyikan oleh sekelompok orang.
Menurut Snouck Hurgronje (orientalis yang menulis tentang Islam di Indonesia), Syekh Samman menulis sejumlah ratib yang terkenal dengan nama Ratib Samman. Di Aceh, Ratib Samman dan atau Hikayat Samman, sangat populer. Ratib Samman inilah yang kemudian berubah menjadi suatu macam permainan (tarian) rakyat yang terkenal dengan nama seudati (tarian). (Usman Said, 1981, 286). Tarian Saman ini. hingga kini sangat terkenal di seantero nusantara yang berasal dari Aceh.
Kendati awal mulanya berkembang di Aceh, namun penyebaran Tarekat Sammaniyah berkembang luas di Palembang (Sumatra Selatan), tempat kelahiran Syekh Abdussamad Al-Falimbani, yakni sekitar abad ke-18.
Martin Van Bruinessen dalam artikelnya yang berjudul “Tarekat dan Politik; Amalan untuk Dunia dan Akhirat”, Tarekat Sammaniyah yang berkembang di Palembang dibawa dari Tanah Suci oleh murid-murid Abdussamad Al-Falimbani. Menurut Van Bruinessen, Syekh Abdussamad al-Falimbani adalah seorang sufi yang tidak mengabaikan urusan dunia.
Sementara itu, di daerah Kalimantan Selatan, perkembangan Tarekat Sammaniyah ini, menurut Zulfajamalie dalam Menelusuri Penyebaran Tarekat Sammaniyah di Tanah Banjar, dilakukan oleh tga ulama terkenal. Mereka adalah Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari, Syekh Muhammad Abdul Wahab Bugis, dan Syekh Muhammad Nafis al-Banjari.
Tarekat Sammaniyah diteruskan oleh ulama-ulama lainnya dan sebagian masih memiliki hubungan kekeluargaan dengan Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari. Di antaranya Syekh KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani (Guru Ijai, wafat 2005) di daerah Sekumpul (Martapura), dan Syekh Muhammad Syarwani Abdan (Bangil, Jawa Timur).
Thariqah Sammaniyah al-Khalwatiyah adalah salah satu dari empat Thariqah yang masyur di Tanah Andalas / Ranah Minangkabau Sumatra Barat.
Ulama-ulama Minangkabau mengambil bai'at Thariqah ini dan juga mendapatkan izin atau otoritas sebagai Mursyd dari seorang ulama di Medinah, yaitu Syekh al-Muhaddits Allamah as-Sayyid Muhammad Amin Ibn Ahmad Ridwan al-Madani al-Khalwati as-Sammani (wafat. 1329 H)
masyur mengajar di Medinah, beliau ini ialah ulama besar, seorang sufi penganut Thariqah Sammaniyah al-Khalwatiyah, dan dikenal juga sebagai Syekh yang memegang sanad Dala’il Khairat.
Berikut nama ulama-ulama Minangkabau yang belajar kepada beliau dan yang menerima izin menjadi mursyd dari Syekh al-Muhaddits Allamah as-Sayyid Muhammad Amin Ibn Ahmad Ridwan al-Madani al-Khalwati as-Sammani, yaitu:
1).Syekh Abdurrahman al-Khalidi Kumango Batusangkar(w. 1932), beliau ini adalah empat tabaqat pendahulu dalam silsilah al-Faqir Tengku Mudo al-Khalidi.
2).Syekh Muhammad Arif Sampu Solok Selatan.
3).Syekh Muhammad Khatib ‘Ali Padang (w. 1939).
4).Syekh Mahmud Tuanku nan Hitam.
-Syekh Mahmud Tuangku Hitam, beliau adalah paman dari Musnid Dunya ‘alal Ithlaq Syekh Muhammad Yasin al-Fadani (w. 1991).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Terimakasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan"