Mengenai Saya

Foto saya
Thariqah Sammaniyah al-'Aliyyah al-Qodiriyah al-Khalwatiyah - Syatthariyah 'Arifin Billah - Syatthariyah Ashaliyah - Naqsyabandiyah al-Khalidiyah. Dibawah bimbingan : Guru Mursyid Tengku Mudo al-Khalidi as-Sammani as-Syatthari. Dengan alamat : Kelurahan.Jombang, Kecamatan.Ciputat, Kota.Tagerang Selatan, Provinsi.Banten. WhatsApp Admin : 082385789999

Jumat, 05 Juli 2019

HAKIKAT ILMU

HAKIKAT ILMU
SYARI'AT.
Syari'at iyalah ilmu-ilmu yang terdiri dari hukum-hukum 'akidah, baik tentang sifat-sifat yang wajib bagi Allah, yang mustahil bagi Allah, yang harus bagi Allah, bagi nabi dan sebagainya dan menjelaskan tentang hukum-hukum syara', seperti masalah shalat, puasa, zakat, masalah pahala dan sebagainya dan tentang akhlak, akhlak² tercela dan akhlak² terpuji dan sebaginya, nah ini yang di katakan syari'at
THARIQAT.
Thariqat iyalah mengamalkan segala sesuatu yg telah kita imani, yg telah kita ketahui dengan bersungguh-sungguh dan memperjalankan kemauan dan hati kita kepada Allah dan harus di bawah bimbingan mursyid jika tidak di bawah bimbingan mursyid maka perjalanan kita untuk sampai kepada hakikat itu butuh waktu 70.000 tahun, tapi jika di bawah bimbingan mursyid bisa jadi hanya dalam waktu dekat bahkan bisa jadi dalam sekejap mata, itu semua tergantung pada kuat nya kemauan kita dan kemauan mursyid
HAKIKAT.
Hakikat iyalah, tipis hijab pada batin si hamba terhadap sesuatu yang dia percaya, terlihatlah dengan mata hatinya kebesaran Allah, keagungan Allah dan juga keagungan para Nabi, terlihat pula tentang surga, neraka dan barang-barang yang ghaib lainnya dengan batin nya.
Apabila masih terhijab itu namanya ilmu/akidah, seperti kita percaya bahwa Allah itu maha agung, tapi tidak terlihat dengan batin kita keagungan Allah seperti apa yg kita percaya, itu namanya akidah, jadi makna hakikat itu iyalah terlihat dengan batin apa saja yang telah kita imani, apa yg kita percaya dengan ilmu kita terlihat dengan batin kita.
Maka terbagilah tauhid kepada tiga tingkatan.
Pertama tauhid ilmu, yaitu mempercayai adanya Allah, ada sifat Allah dan sebagainya, kita percaya semua itu dengan akal kita dan hati kita, tetapi Allah itu masih terhijab dengan alam, maka karna Allah masih terhijab dengan alam maka terjadilah kita merasa berbuat, kita merasa bahwa kita ikut mengatur dalam hidup ini, padahal kita ber'itakat bahwa semua nya di atur oleh Allah.
Contoh: kita percaya yg memberi rezeki Allah, tapi yang kita rasa stelah mendapatkan rezeki adalah rezeki itu karena usaha kita, kita merasa dari daya upaya kitalah ada rezeki, itulah yang kita rasa, rasa ini beda dengan percaya, dan terjadi pula berharap kepada selain Allah, dia berharap rezeki pada makhluk, berharap kedudukan pada makhluk dan lain sebagainya, maka terjadilah syirik khafi. Maka terjadilah pada kita takut kepada selain Allah, kita lebih takut kepada atasan daripada Allah, karena nampak daya dan upaya pada makhluk, kenapa seperti itu, karena Allah terhijab dengan batin kita, Allah hanya ada di dalam ilmu kita tidak pada rasa.
Tapi apabila bukan hanya kita percaya, tetapi hadir di dalam batin kita apa yg kita percaya, sehingga kita takut kepada Allah, berharap kepada Allah dan segala nya karna nya, itulah yg di katakan hakikat
Sekarang ini banyak tgk² yg mengatakan jangan belajar hakikat. jika kita tidak belajar hakikat selamanya kita di dalam kesyirikan yaitu syirik khafi
Maka di dalam kitab sirussalikin di katakan, tauhid yang di peroleh oleh akidah itu adalah tauhid awam, awam ini bukan berarti bodoh, tapi makna awam adalah terhijab kita dengan Allah, terhijab Allah dengan alam semesta
Maka tauhid ilmu yg di tulis dalam mazhab abu hasan al-asy'ari, abu mansur al-mathuribi itu semuanya benar, tapi itu tauhid akal/awam namanya
Karena itu adalah tauhid akal makanya di datangkan dalil, karna akal kita perlu kepada dalil supaya bisa di percaya, seperti adanya allah dalilnya adanya alam, kenapa di pakaikan dalil, karna kita belum sampai, orang yg sudah sampai tidak butuh lagi kepada dalil, dan kita tidak bisa bertawakal dengan akidah, karna akidah itu berfungsi untuk mensahkan iman tidak untuk menyempurnakan iman, kita selalu berdo'a ya Allah barikan kami akan iman yg kamil, iman yg kamil adalah dengan berhakikat baru sempurna iman kita
Maka wajib bagi kita untuk belajar hakikat, sekalipun belum bisa merasakan, dengan bisa memahaminya kita sudah khawas, jika bisa menyampaikan maka sudah khawasul khawas, jika di atasnya lagi maka seperti bintang yang cahaya nya menjadi rebutan
Sesudah merasakan ini barulah hilang syirik khafi di dalam batin
Di katakan oleh seorang sahabat nabi bukanlah ilmu itu yg banyak riwayat, fahamnya pandai memaham kitab ini kitab itu, pandai mengarang kitab ini kitab itu, itu bukan lah ilmu, hanyasanya hakikat ilmu itu adalah nur yg ada di dalam batin si hamba. Itulah yg tertulis di atas, cahaya Allah masuk ke dalam batin, itulah hakikat yg di bahas di atas
Makanya imam ghazali berkata, apa yg telah saya lakukan selama ini, sebelum saya menempuh jalan sufi/ sebelum mendapatkan hakikat, itu semuanya sia-sia. Padahal sebelum itu imam ghazali sudah menjadi ulama besar, sudah mendapatkan gelar hutjatul islam, tapi imam ghazali berkata, semua itu saya lakukan bukan karna Allah, tapi demi kepentingan ku, dami di muliakan, demi di kenal di mana-mana, demi pujian, bahkan guru-guru saya juga begitu kecuali imam haramain dan saya hilang semua penyakit-penyakit itu sesudah saya mendaptkan hakikat.
Supaya kita mendapatkan hakikat ini makanya dengan bersuluk, makanya di dalam suluk ada do'a abuya muda waly
Gunong hakikat yg mayang tat neu peu ek kamoe
Lage ka neu bri hidayah tamong thariqat nyo
Maksud gunung hakikat itulah yg tertulis di atas.
Tulisan : Riyadhah ar Radhi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Terimakasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan"