Mengenai Saya

Foto saya
Thariqah Sammaniyah al-'Aliyyah al-Qodiriyah al-Khalwatiyah - Syatthariyah 'Arifin Billah - Syatthariyah Ashaliyah - Naqsyabandiyah al-Khalidiyah. Dibawah bimbingan : Guru Mursyid Tengku Mudo al-Khalidi as-Sammani as-Syatthari. Dengan alamat : Kelurahan.Jombang, Kecamatan.Ciputat, Kota.Tagerang Selatan, Provinsi.Banten. WhatsApp Admin : 082385789999

Jumat, 05 Juli 2019

Fathul 'Arifin

Syeikh Ahmad Khatib Syambas ibnu Abdul Ghaffar Ra, begitu ia dikenal, adalah tokoh sufi tanah air pendiri Tarekat Qodiriyah Wa Naqsyabandiyah.
Hingga saat ini ajaran Syaikh Ahmad Khatib Sambas dapat dikenali dari karyanya yang bertajuk Fathul Arifin yang merupakan notulensi dari ceramah-ceramahnya yang ditulis oleh salah seorang muridnya, Muhammad Ismail bin Abdurrahim.
Notulensi ini dibukukan di Makkah pada tahun 1295 H. Kitab ini memuat tentang tata cara bai'at, talqin, dzikir, muqarrabah, dan silsilah tarekat Qadiriyah wan Naqsabandiyah.
Hingga saat ini, buku tersebut masih dijadikan pegangan oleh para mursyid dan pengikut tarekat Qadiriyah wan Naqsabandiyah untuk melaksanakan prosesi suluk mereka.
Dalam kitab Fathul 'Arifin ia mengatakan bahwa muraqabah itu ada 20:
1. Muraqabah Ahadiyah
Yaitu, mengingat Allah SWT dengan iktikad yang kuat, merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah mengintai-intai/mengawasi dalam Zat, Sifat, dan Af’al-Nya, dan mengingat sifat kamal, Muhal dan Naqis-Nya Allah SWT; mengingat Sifat 20 yang wajib bagi Allah beserta sifat Muhal bagi Allah SWT.
Kegunaan dari muraqabah ini adalah berharap akan memperoleh anugerah keutamaan Allah dari arah yang enam (atas, bawah, depan, belakang, kanan, dan kiri) dari sifat Jaiz Allah SWT. Dalil dari muraqabah Ahadiyah adalah,
قُلْ هُوَاللهُ اَحَدٌ
“Katakanlah sesungguhnya Allah itu adalah Zat yang Maha Esa”.
(QS. Al Ikhlas[112]: 1)
2. Muraqabah Ma’iyyah
Yaitu, mengingat Allah SWT dengan iktikad yang kuat, merasakan kehadiran-Nya bahwa Allah mengintai-intai/mengawasi akan besertanya Allah SWT didalam setiap bagian-bagian dalam diri kita yang bersifat maknawi (tidak bias dilihat adanya beserta Allah SWT dalam diri kita).
Kegunaan dari muraqabah Ma’iyyah adalah adalah berharap akan memperoleh anugerah keutamaan Allah dari arah yang enam (atas, bawah, depan, belakang, kanan, dan kiri) dari sifat Jaiz Allah SWT. Dalilnya adalah,
وَهُوَمَعَكُمْ اَيْنَماَكُنْتُمْ
“Allah secara maknawi itu bersama, dimanapun kalian berada”
(QS: al-Hadid [57]: 4)
3. Muraqabah Aqrabiyyah
Yaitu, mengawasi/mengintai-intai sesungguhnya Allah SWT itu lebih dekat kepada kita
dibandingkan pendengaran kuping kita, penglihatan mata kita, penciuman hidung kita, perasa
lidah kita, dan pikiran hati kita. Dalam arti Allah itu lebih dekat dibandingkan dengan seluruh
anggota tubuh kita yang bersifat maknawi.
Kita memikirkan semua makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT, seperti manusia dan hewan
yang berada diatas bumi, yang terbang di awang-awang, semua makhluk yang berada didalam
laut. Mengingat alam yang berada di atas, seperti langit lapis tujuh beserta isi-isinya (bulan,
matahari,bintang, mega, dll), alam yang berada di bawah, seperti bumi yang lapis tujuh beserta
isi-isinya (lautan, gunung, pepohonan, daun-daunan, tumbuh-tumbuhan yang beraneka ragam,
dll).
Muraqobah nomor 4 sampai 20 bisa dilihat selengkapnya dikitab dibawah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Terimakasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan"