Mengenai Saya

Foto saya
Thariqah Sammaniyah al-'Aliyyah al-Qodiriyah al-Khalwatiyah - Syatthariyah 'Arifin Billah - Syatthariyah Ashaliyah - Naqsyabandiyah al-Khalidiyah. Dibawah bimbingan : Guru Mursyid Tengku Mudo al-Khalidi as-Sammani as-Syatthari. Dengan alamat : Kelurahan.Jombang, Kecamatan.Ciputat, Kota.Tagerang Selatan, Provinsi.Banten. WhatsApp Admin : 082385789999

Jumat, 05 Juli 2019

DUA AL KURDI

DUA AL KURDI
Bagi pengamal tarekat Naqsyabandi, nama Syekh Diyauddin Khalid al Ustmani al-Kurdi tidak lah asing karena di zaman beliaulah tarekat naqsyabandi berkembang keseluruh dunia terkhusus Indonesia. Di bawah Beliau terdapat 250 Syekh termasuk Syekh al Islam yang berkedudukan di Istambul Turki. Begitu besar peran Beliau sehingga para syekh dari jalur silsilah dibawah Beliau mengabadikan nama “Khalid” di ujung nama para Guru, kita kenal sebagai AL-KHALIDI. Tarekat yang berkembang dibawah Beliau diberi nama Nasyabandiyah al-Khalidiyah. Orang melayu yang pertama menjadi murid Beliau adalah Syekh Ismail al-Khalidi al-Minangkabawi (lahir pada tahun 1712 di Teluk Belanga, Simabur, Tanah Datar, Sumatera Barat. meninggal pada tahun 1844, Sumatra Barat pada umur 132 tahun), Beliau yang pertama menggunakan nama al-khalidi dibelakang namanya.
Kemudian ada seorang ulama Nasyabandi lain yang juga memakai gelar al-kurdi dibelakangnya yaitu Syekh Muhammad Amin al-Kurdi, Nama lengkapnya adalah Muhammad Amin bin Fathullah Zadah al-Kurdi al-Irbili. Beliau adalah seorang sufi besar yang hidup pada pertengahan abad ke tiga belas hijriah. Ia lahir di kota Irbil dekat kota Mosul. Irbil adalah salah satu kota di Irak. Namun tahun kelahirannya tidak diketahui secara pasti. Muhammad Amin al-Kurdi belajar fiqih dan berbagai ilmu di Universitas Al-Azhar (Kairo). Dalam fiqih, Muhammad Amin al-Kurdi menganut mazhab Imam Syafi’i. Beliau hidup beda zaman dengan Syekh Khalid. Syekh Muhammad Amin Al-Kurdi adalah pengarang kita “Tanwir al-Qulub fi Mu’amalati ‘Allam al-Ghuyub” yang menjadi kitab rujukan bagi pengamal tarekat khususnya naqsyabandi.
Syekh Muhammad Amin al-Kurdi wafat dan dimakamkan di Kairo tahun 1332 H/ 1914 M. Makam Syekh Amin terletak di dekat Perpustakaan Al-Azhar dan Dâr al-Ifta, dekat jalan Sultan Ahmad Kitbai dan jalan Akâbir.
Sedangkan Syekh Khalid al-Utsmani lahir 1779, di Sulaimaniyah, Irak dan meninggal pada hari Jumat 1827 di negeri Syam, nama “al-Ustmani” menunjukkan Beliau adalah keturunan dari sahabat Nabi SAW yaitu Ustman bin Affan.
Kelebihan lain dari Syekh Khalid adalah kepada Beliau oleh Syekh Abdullah Ad-Dahlawi di turunkan 4 tarekat lain (Selain Naqsyabandi) dan Beliau sebagai Mursyidnya yaitu : Thaqiqat Qadiriyah, Thariqat As-Suhrawardiyyah, Thariqat Kubrawiyyah, dan Thariqat Chishtiyah.
Jadi pengamal tarekat Nasyabandiyah al-Khalidiyah sudah mencakup 4 tarekat lain didalamnya yang dirangkum oleh Syekh Khalid sebagaimana Syekh Bahauddin Naqsyabandi juga telah merangkum tarekat-tarekat lain di zaman Beliau. Syekh Naqsyabandi disamping berguru kepada Syekh Sayyid Amir Kulal, Beliau juga mengambil tarekat Qadiriyah dari Syekh penerus dari Syekh Abdul Qadir Jailani. Begitu sempurna ilmu Syekh Bahauddin, sehingga Beliau berkata, “Akhir dari seluruh tarekat itu adalah awal dari tarekat ku ini”. Berbeda dengan Syekh Abdul Qadir Jailani yang karya-karya Beliau di tulis, Syekh Naqyabandi justru melarang, “Jangan pernah kalian tulis apa yang aku sampaikan”. Kedua prinsip Syekh tersebut adalah benar, baik yang menyuruh menulis maupun yang melarang nya.
Tradisi tidak menulis kaji-kaji suluk ini tetap terpelihara di dalam tarekat Nasyabandiyah al-Khalidiyah, karena ilmu hakiki dalam suluk itu turun langsung dari sisi Allah SWT, bukan lewat membaca. Syekh Khalid yang sangat mashur itu memiliki sikap yang sangat rendah hati, di akhir hayat Beliau berpesan kalau di makam Beliau nanti jangan di tulis macam-macam gelar, cukup dengan “Ini adalah makam orang asing, Khalid”.
Mudah-mudahan uraian singkat ini bisa memberikan gambaran kepada kita semua untuk membedakan antara Syekh Diyauddin Khalid al-Ustmani al-Kurdi dengan Syekh Muhammad Amin Al-Kurdi.
Sumber tulisan : sufi muda

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Terimakasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan"