Kemuliaan diri
seseorang tidak terlepas dari sejarah hidupnya seperti Sejarah Hidup Syekh Haji
Abdul Majid (Guguk Salo)
Syekh Haji Abdul Majid
lahir di Lawang Mandahiling tahun 1873 dan wafat tahun 1958 dan dimakamkan di Guguk
Salo Kenagarian Lawang Mandahiling, Kecamatan Salimpaung Kab Tanah Datar
.
Disusun oleh: Buya
Haji Ramli, M.Nur Engku Mudo, Almanar HAM.
Syekh Haji Abdul Majid
adalah seorang Ulama yang bersifat pendidik. Pengasuh dan pengajar bagi orang
tua-tua yang tidak punya kesempatan belajar agama Islam secukupnya. Hal ini
tentu disebabkan oleh sikap penjajahan dari Belanda maupun Jepang.
Murid-murid beliau
umumnya orang-orang tua yang haus dengan ilmu pengetahuan agama Islam dan
orang-orang yang ingin belajar Ilmu Tassauf atau dikenal dengan ilmu Thariqat
(suluk). Berbeda halnya dengan Bulaya Uama lainnya seperti :Syekh Haji Sulaiman
Ar Rasaluly, mendirikan sekolah Tarbiyah Islamiyah, Syek Haji Abdul Manan
Pincuran Talang Tajung Alam mendirikan Surau untuk belajar Ilmu Alquran, Syekh
haji Abdul Majid mendirikan surau suluk di Guguk Salo Lawang Bantu Sangkar.
Sistem Pendidikan dan
pengajaran yang diberikan oleh Buya Haji Abdul Malik adalah; ceramah, Tanya
jawab Agama Islam dan ber’ubudiyah, sesuai dengan apa yang telah dipelajari.
Waktu belajar tergantung pada kepada orang yang mau belajar itu sendiri. Dan
waktu yang selalu tersedia adalah malam hari bahkan sampai subuh. Bila tiba
waktu bekerja mencari nafkah, ya mencari nafkah dulu, kemudian belajar kembali
sampai saatnya murid-murid puas, sudah itu dilatih beramal ‘Ibadah kepada Allah
SWT.
Bagi yang telah
mengikuti pelatihan dengan khitmat ada yang berhak menjadi khafilah atau tidak.
Dan ada pula yang diberi ijazah untuk mengembangkan ilmu menyulukkan orang
(mengajar).
Adapun murid-murid
beliau (Syekh H. Abdul Majid) adalah ;
Buya Syekh Haji
Kadirun Yahya di Medan
Buya Syek Haji Ramli
di Tanjung Alam
Buya Syek Haji Janan
di Sijangek
Buya, Muhamad Nur
Engku Mudo Di Guguk Salo (Anak Almarhum Syekh Haji Abdul Majid)
Buya Adnan Malin
Batuah di Salimpaung
Muhammad Syarif Pakih
Sutan Di Padang Jaya
Muhammad Nasir di
Pagaruyung
Abdul Munaf Bilal di
Koto Alam
Muhammad Yasin di
Sijangek
Syamsuddin di Situjuh
Gadang 50 Kota
Untuk kelancaran
pengajian ini Syekh Haji Abdul Majid didukung dan dibantu secara moral dan
materil oleh beberapa orang sahabatnya seperti Dt Rajo Sulaiman dari Sijangek,
Haji Mhd Yasin dari V Kaum, Gindo Rajo dari Parak Bungo, Buya Haji Jalaluddin
dan Bapak Kadirun Yahya dari Bukit Tinggi.
Tempat lahir Syekh H.
Abdul Majid
Abdul Majid nama
kecilnya, lahir di Kenagarian Lawang Mandahiling, Kecamatan Salimpaung,
Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat.
Lawang Mandahiling
terletak sebelah Utara dari Batu Sangkar kea rah Bukit Tinggi, 2 Km sebelum
tabek Patah Ibu kecamatan Salimpaung dan 14 Km dari kota Batusangkar Ibu
Kabupaten Tanah Datar.
Kenegarian Lawang
Mandahiling ini pada masa dahulunya memiliki sejarah yang didengar diterima
dari orang-orang tua, seperti : Lawang berasal dari kata “rawang”=lumpur.
Mandahiling berasal dari 2 kata yaitu “manda” dan “hiling”. Manda berarti
“mandeh” =Ibu. Hiling berasal dari “hilang”. Jadi , “mandahiling”= mandeh
hilang. Menurut Cerita; seorang Ibu yang hilang entah kemana. Apakah hilangnya
masuk rawang atau masuk hutan , Wallahu a’alam.
Syekh H.Abdul Majid
Kantor Walinagari
Lawang Mandahiling ini terletak dipinggir jalan Batusangkar menuju Tabek Patah.
Tepatnya sebuah jorong Malintang. Malintang berasal dari katan “melintang” atau
membujur. Disini terdapat 2 jalur jalan yang membujur dari dari Timur ke Barat
arah kegunung Marapi. Satu jalur melalui Jorong Padang Jaya dan satu jalur lain
melalui Jorong Kandang Melabung . Kedua jalur jaln ini bertemu di Bukit Itik.
Bukit ini dulunya tempat berlomba/berpacu itik.
Sekarang tempat itu
disebut Bukit Itik. Apabila kita pergi ke tempat ini kita bisa melihat dan
menikmati pemandangan alam yang indah, bisa memandang jauh ke daerah Situjuh
Kabupaten 50 Kota.
Tidak jauh dari
Malintang Lk 350 M terdapat sebuah tempat yang bernama Guguk Salo. Tempat ini
juga mempunyai kesan sejarah dari dahulu sampai sekarang. Semasa dahulu kala
Guguk Salo (sebuah tebing yang menjorok seperti lutut orang bersila)
dipergunakan untuk tempat duduk bagi hakim atau juri yang menilai perlombaan
berpacu Itik.
Sekarang, di Guguk
Salo inilah Almarhum Syekh Haji Abdu Majid dimakamkan (dikuburkan). Tempat
inilah yang sering dikunjungi orang-orang yang datang berziarah, terutama
murid-murid Syekh H Abudul Majid yang datang dari berbagai daerah seperti dari
Medan, Palembang, Padang, Jambi, Jawa dan bahkan dari Singapura.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
"Terimakasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan"