Seorang guru dikenang murid selain dari ajarannya juga dari
pemberiannya
Setelah bermalan di Tanjung Sungayang di rumah Pedagang
Tem-bakau, Syekh Abdul Majid remaja berjalan ke Lintau sesuai dengan saran mamak
pedagang tem-bakau . Syekh Abdul Majid remaja menemukan guru di Tanjung Bonai.
Disusun oleh: Buya Haji Ramli, M. Nur Engku Mudo, Almanar
HAM.
Setibanya di Lintau, tepatnya di Balai Tangah Abdul Majid
berpisah dengan kawan yang seiring dari Tanjung Sungayang tadi. Hari masih
siang. Ia berjalan-jalan sekitar Balai Tangah, waktu zuhur pun datang. Beliau
sholat berjama’ah di masjid. Selesai sholat beliau duduk berdampingan dengan
seorang, orang tua. Abdul Majid mengucapkan salam sambil memperkenalkan diri,
sekaligus menyatakan maksud hatinya untuk datang kesini.
Orang tua yang arif lagi bijaksana itu menjawab , “Disini
memang banyak orang yang alim dan berilmu dalam berbagai hal. Seperti; Ilmu
agama di masjid inilah tempatnya. Ilmu pertanian, pergi ke sawah/keladang, ilmu
perdagangan pergi kepasar”.
Tak lama kemudian, datanglah ibu-ibu dan orang tua-tua
belajar “perukunan”. Mereka dendangkan bersama-sama . Rukun iman, hukum Islam
selengkapnya dibawah bimbingan seorang guru yang sudah agak tua juga.
Hari hamper sore, semua yang datang telah kembali ketempatnya
masing-masing. Tinggalah ia bersama dengan orang tua tadi. Kepada orang tua
tersebut Abdul Majid bertanya. Kemana ia harus menuntut ilmu karena hari sudah
hampir sore. Orang tua itu menganjurkan supaya Abdul Majid supaya pergi saja ke
Tanjung Bonai yang tempatnya tidak jauh dari sini. “ Disana banyak orang yang
belajar datang dari Siak Sri Indrapura. Pergilah kesana. Hari masih siang,
berangkalh sebelum senja”.
Atas petunjuk orang tua tadi ia segera berjalan dan
sampailah ia di surau tempat belajar mengaji dan dengan segera pula ia menemui
guru yang mengajar supaya beliau diterima sebagai penuntut ilmu disini. Abdul
Majid disambut baik oleh guru yang akan mengajar yaitu Syekh Bustami namanya.
Guru tersebut menunjukan tempat Abdul Majid di sudut surau
bagian bawah. Kemudian disuruh berbincang-bincang dengan teman-teman yang telah
terdahulu datang di Surau Tanjung Bonai itu.
Beberapa hari kemudian, sedang Abdul Majid tidur-tiduran
beristirahat, terdengar suara Tolong, tolong ! Cincin guru, cincin guru jatuh
masuk WC (Jamban). Mendengar teriak orang banyak, Abdul Majid bangun dari tidur
dan berlari menuju tempat kejadian. Semua orang berteriak, tolong-tolong
masing-masing berdiri ditempatnya. Tanpa berfikir panjang, Abdul Majid melompat
masuk kolam, menyelam ke bawah WC yang penuh tahi. Kemudian menyelam lagi,
hingga sampai menyelam ke tiga kalinya cincin itu masuk jari Abdul Majid dan
membawanya keluar dan diserahkan kepada Guru. Dengan mengucapkan Alhamdulillah,
guru menerimanya sambil berkata , “Terima kasih”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
"Terimakasih telah berkunjung ke blog saya, silahkan berkomentar dengan sopan"